Alasan Api Asian Games Disulut dari India dan Digabung Api Mrapen

By Hanief Syafi Al Umam - Rabu, 18 Juli 2018 | 11:07 WIB
Peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992, Susy Susanti (kanan) menerima obor Asian Games 2018 dari peraih medali perunggu Olimpiade London 2012, MC Mary Kom (India) di India, Minggu (15/7/2018).
Peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992, Susy Susanti (kanan) menerima obor Asian Games 2018 dari peraih medali perunggu Olimpiade London 2012, MC Mary Kom (India) di India, Minggu (15/7/2018). (DOK. INASGOC)

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Kirab Obor atau torch relay sudah dimulai dengan pengambilan api abadi di India pada Minggu (15/7/2018).

Pengambilan api di India itu tak lepas dari status negara tersebut yang menjadi asal-muasal Asian Games.

Saat ini, Rabu (18/7/2018), obor tersebut sudah berada di Yogyakarta. Api itu akan dipadukan dengan api abadi asal Mrapen, Jawa Tengah.

Baca juga: Kirab Obor Asian Games, Dimulai di India, Dipadukan di Prambanan

Perpaduan dengan api abadi asal Mrapen ini bukan tanpa alasan. Hingga sekarang, api ini masih tetap menyala sepanjang waktu tanpa peduli cuaca.

Jika diteliti dari sisi ilmiah, adanya api abadi ini juga bisa dijelaskan dengan ilmu pengetahuan.

Munculnya api dari rekahan di dalam tanah itu disebabkan fenomena geologi gas alam. Gas alam keluar dari celah tanah itu dan tersulut api sehingga api akan terus menyala selama gas alam tersebut masih menyembur.

Umat Buddha melakuan ritual pengambilan Api Dharma Waisak di obyek wisata Api Abadi Mrapen, Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Senin (1/6/2015). Tradisi ini rutin dilakukan setiap satu tahun sekali. Api yang telah diambil ini akan disemayamkan di Candi Mendut lalu keesokan hari dibawa ke Candi Borobudur sebagai sarana peribadatan perayaan Waisak.
Umat Buddha melakuan ritual pengambilan Api Dharma Waisak di obyek wisata Api Abadi Mrapen, Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Senin (1/6/2015). Tradisi ini rutin dilakukan setiap satu tahun sekali. Api yang telah diambil ini akan disemayamkan di Candi Mendut lalu keesokan hari dibawa ke Candi Borobudur sebagai sarana peribadatan perayaan Waisak. (Kompas.com/Puthut Dwi Putranto)

Meski diguyur air, api itu tidak akan pernah padam. Selain itu, api abadi Mrapen ini sering digunakan untuk berbagai acara besar.

Misalnya, pesta olahraga internasional Ganefo I tanggal 1 November 1963, obor Pekan Olahraga Nasional, hingga obor upacara Hari Raya Waisak di Candi Borobudur.

Tahun ini, api abadi Mrapen akan menyalakan obor Asian Games 2018.

Kirab Obor Asian Games 2018 ini akan melalui 50 kota di 18 Provinsi sebelum tiba di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, untuk upacara pembukaan Asian Games ke-18 pada Sabtu, 18 Agustus, mendatang.

"Jika obor sudah tiba di Tanah Air, berarti Asian Games 2018 sudah sangat-sangat dekat. Kami mengajak semua rakyat Indonesia untuk bahu-membahu sukseskan Asian Games," kata Erick Thohir selaku Ketua Panitia Pelaksana Asian Games 2018.

Baca Juga: Lalu Muhammad Zohri Tak Menyangka Jadi Juara Dunia

"Yuk, kita sama-sama jadi panitia dan jadi tuan rumah yang baik bagi seluruh tamu. Kita buat mereka betah dan ketagihan melihat indahnya budaya Indonesia, eloknya perilaku masyarakat kita hingga melihat sportivitas kompetisi yang selalu ada dalam setiap pertandingan cabang olahraga Asian Games 2018," ucap Erick.

Asian Games 2018 akan digelar di Jakarta-Palembang pada 18 Agustus-2 September. Sebanyak 40 cabang olahraga serta 462 nomor akan dipertandingkan.

Editor : Aloysius Gonsaga AE
Artikel Terkait


Close Ads X