KOMPAS.com - Adil Rami memang tak pernah bermain satu menit pun bagi timnas Perancis pada Piala Dunia 2018. Namun, kiprah dia punya peran penting dalam langkah negaranya ke tangga juara.
Timnas Perancis dua kali menjadi juara dunia. Dua kali pula keberhasilan itu dikait-kaitkan dengan klenik.
Pada Piala Dunia 1998, kebiasaan khusus dilakukan bek Laurent Blanc sebelum laga. Dia selalu mencium kepala plontos kiper Fabien Barthez.
Baca juga: Perancis Juara dengan Penguasaan Bola Terburuk di Piala Dunia 2018
Dua dekade berselang dari keberhasilan Perancis menjadi juara untuk kali pertama, ada klenik yang menyertai pasukan Didier Deschamps pada Piala Dunia 2018.
Dilansir dari BBC, klenik itu bermula dari tingkah Kylian Mbappe memegang kumis Adil Rami jelang pertandingan babak 16 besar Piala Dunia 2018 menghadapi Argentina. Pemain lain pun mengikutinya.
Perancis pun mendapatkan "manfaat" dari kumis Adil Rami. Tim berjulukan Les Bleus itu menjadi kampiun Piala Dunia 2018, 20 tahun setelah ciuman Blanc ke kepala Barthez.
Baca juga: Rekapitulasi Penghargaan Piala Dunia 2018, Luka Modric Pemain Terbaik
Menurut Antoine Griezmann, kumis Rami tak ubahnya jimat keberuntungan Perancis. Karena itulah, para pemain Les Bleus kerap memegang kumis bek Marseille itu sebelum laga.
"Kami punya tradisi untuk memegang kumis dia sebelum pertandingan," kata Griezmann kepada Koztimes.com, Jumat (13/7/2018).
"Saya pribadi melakukannya sebelum laga perempat final. Karena itu membantu, jadi kita tak mungkin komplain," ujar penyerang Perancis itu berseloroh.
"Khasiat" kumis Adil Rami itu terbukti manjur. Kendati sang pemilik tak pernah main satu menit pun, kumis itu telah menghadirkan kepercayaan diri bagi para pemain Perancis hingga berhasil menjadi juara dunia untuk kali kedua.
Baca juga: 6 Rekor Tercipta pada Final Piala Dunia 2018, Termasuk Catatan Gemilang Paul Pogba
Rami merupakan satu dari dua pemain Perancis yang tak pernah sekali pun bermain di Piala Dunia 2018. Satu nama lain adalah kiper ketiga, Alphonse Areola.
Catatan Piala Dunia 2018
| Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
