Pilkada Bekasi, Warga yang Tak Tahu hingga Memilih Golput

By Ryana Aryadita Umasugi - Rabu, 27 Juni 2018 | 09:22 WIB
Paslon walikota dan wakil walikota Bekasi berfoto bersama, Selasa (13/2/2018).
Paslon walikota dan wakil walikota Bekasi berfoto bersama, Selasa (13/2/2018). (Kompas.com/Setyo Adi)

BEKASI, KOMPAS.COM - Informasi tentang Pilkada Serentak 2018 yang diselenggarakn Rabu (27/6/2018) ini tampaknya tidak semua masyarakat mengetahuinya. 

Jahidin (43), warga Kota Bekasi misalnya, mengaku tidak tahu bahwa ada pemilihan wali kota dan wakil wali kota di daerahnya pada Rabu ini.  Jahidin mengira, Pilkada Bekasi masih akan diselenggarakan bulan depan.

"Saya tidak tahu sama sekali besok ada pilkada. Makanya dari tadi saya nanya-nanya sama yang datang ke sini (warung makan). Benar besok ada pilkada? Saya kira masih bulan depan," kata Jahidin kepada Kompas.com, Selasa kemarin.

Ia menambahkan, dirinya bahkan belum menerima surat undangan pemilihan atau C-6 serta pemberitahuan dari ketua RT setempat.

"Saya punya kontak RT saja belum di WA sama sekali untuk pemberitahuan. Belum menerima surat pemilu, TPS-nya juga saya engga tahu," kata Jahidin.

Baca juga: Pilkada Kota Bekasi, Rahmat Effendi-Tri Adhianto atau Nur Supriyanto-Adhy Firdaus

Tak hanya itu, pengusaha warteg (warung tegal) itu juga tak mengetahui para calon wali kota dan wakil wali kota Bekasi, kecuali Rahmat Effendi yang merupakan petahana.

"Kalo soal calon saya tahu Rahmat Effendi doang karena wali kota, yang wakilnya aja saya gak tahu. Yang satunya engga tahu sama sekali," kata dia.

Sementara itu, Andreas (23) warga Bekasi lainnya mengaku tidak akan menggunakan hal pilihnya atau jadi golput (golongan putih) dalam pemilihan kali ini. Ia menilai, kedua pasangan calon dalam Pilkada Kota Bekasi 2018 tak bisa meyakinkan dirinya baik dari segi program maupun visi misi.

"Gue mau golput. Gue gerasa calon-calon ini engga ada yang bisa bikin gue yakin dan lagian gue juga engga suka politik," kata Andreas.

Meski tahu tentang kedua pasangan calon, ia berpendapat golput juga merupakan hak karena baginya memilih salah satu di antara kedua paslon yang ada tak akan memberikan perubahan berarti bagi Kota Bekasi.

"Dan golput kan juga hak. Kalo yang petahana gue engga ngeliat ada perkembangan signifikan di Bekasi selama dia menjabat. Yang nomor 2 misalnya baru kepilih, program-programnya berubah lagi mulai dari 0 lagi dan gue ga yakin. Bekasi pasti gini-gini aja," kata dia.

Pilkada Bekasi diikuti dua pasang calon, yaitu pasangan nomor urut 1 Rahmat Effendi-Tri Adhianto dan pasangan nomor urut 2 Nur Supriyanto-Adhy Firdau.

Editor : Egidius Patnistik
Artikel Terkait


Close Ads X