Pilkada Serentak, Semua Mata Tertuju ke Jawa Barat

By Karim Raslan - Selasa, 26 Juni 2018 | 22:04 WIB
Foto kolase empat pasangan calon gubernur-wagub Jawa Barat Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum (kiri atas), TB Hasanuddin-Anton Charliyan (kanan atas), Sudrajat-Ahmad Syaikhu (kiri bawah), dan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi (kanan bawah) menunjukkan nomor urut masing-masing saat rapat pleno pengundian nomor urut oleh KPU Jawa Barat di Sport Centre Arcamanik, Bandung, Jawa Barat, Selasa (13/2/2018). Pasangan Ridwan Kamil-Uu mendapat nomor urut satu, TB Hasanuddin-Anton nomor urut dua, Sudrajat-Syaikhu nomor urut tiga, dan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi nomor urut empat. ANTARA FOTO/Novrian Arbi/kye/1
Foto kolase empat pasangan calon gubernur-wagub Jawa Barat Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum (kiri atas), TB Hasanuddin-Anton Charliyan (kanan atas), Sudrajat-Ahmad Syaikhu (kiri bawah), dan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi (kanan bawah) menunjukkan nomor urut masing-masing saat rapat pleno pengundian nomor urut oleh KPU Jawa Barat di Sport Centre Arcamanik, Bandung, Jawa Barat, Selasa (13/2/2018). Pasangan Ridwan Kamil-Uu mendapat nomor urut satu, TB Hasanuddin-Anton nomor urut dua, Sudrajat-Syaikhu nomor urut tiga, dan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi nomor urut empat. ANTARA FOTO/Novrian Arbi/kye/1 (ANTARA FOTO/NOVRIAN ARBI)

PADA 27 Juni 2018, provinsi Jawa Barat, dengan jumlah daftar pemilih tetap (DPT) sekitar 32  juta orang, terbesar di Indonesia, akan keluar memilih dalam gelaran Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) untuk memilih gubernur dan wakil gubernur.

Pertarungan calon gubernur di provinsi ini adalah bagian dari Pilkada Serentak di beberapa provinsi, kabupaten, dan kota yang melibatkan sekitar 152 juta pemilih atau lebih dari separuh populasi Indonesia yang mencapai 265 juta jiwa.

Pada 2014 silam, Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih termasuk orang luar. Ia kalah di provinsi ini dari Prabowo Subianto, mantan Komandan Jenderal Kopassus yang juga mantan menantu Presiden Soeharto, dengan selisih besar 19 persen.

Baca juga: Kenali dan Pilih Calonmu di Pilkada Jawa Barat 2018

Maka tak heran, sejak menjadi Presiden, Jokowi mendedikasikan waktu dan energinya ke Jawa Barat. Jumlah kunjungannya ke provinsi ini melebihi provinsi lainnya, termasuk provinsi asalnya di Jawa Tengah.

Jawa Barat adalah rumah masyarakat Sunda, yang cukup berbeda dengan mayoritas Jawa lainnya. Dipandang sebagi salah satu provinsi yang religius di Indonesia, dengan sejarahnya yang panjang, Jawa Barat bukanlah kampung halaman mantan Wali Kota Solo itu.

Di dalam wilayahnya, provinsi ini memiliki keberagaman wilayah yang signifikan, dari kota Garut dan Tasikmalaya di pedalaman hingga ibukota provinsi Bandung yang dikelilingi area vulkanis dan penuh dengan arsitektur modern Belanda.

Poligrabs Pilkada Jawa Barat
Ini juga termasuk area industri dengan populasinya padat dalam bentuk kota-kota pinggiran Jakarta, seperti Bekasi, Bogor, dan Depok.

Pembangunan infrastruktur telah menjadi program utama administrasi Jokowi, dan Jawa Barat pun menikmati hasil dari inisiatif ini.

Sekarang masyarakat dapat menikmati beberapa ruas tol baru, rel kereta, pelabuhan, dan bandara baru, seperti Bandara Internasional Kertajati, Pelabuhan Patimban, dan jalur LRT yang akan menghubungkan Ibu Kota Jakarta dengan Bogor, Depok, dan Bekasi.

Di Jawa Barat, kali ini Partai Gerindra yang didirikan Prabowo bersama PKS, mengusung Mayjen (purn) Sudrajat dan Ahmad Syaikhu. Pasangan calon ini harus berjuang melawan pasangan calon lainnya seperti Ridwan Kamil/Uu Ruzhanul dan Deddy Mizwar/Dedi Mulyadi.

Ridwan (46), Walikota Bandung, adalah arsitek lulusan Institut Teknologi Bandung dan peraih master dari UC Berkeley yang cukup vokal dengan isu-isu lingkungan.

Rival terdekatnya, Wakil Gubernur Jawa Barat yang juga aktor dan sutradara Deddy Mizwar, cukup terkenal di provinsi ini. Meskipun performanya dalam beberapa debat dianggap masih kurang dibandingkan dengan wali kota yang “telegenik” itu, Deddy tetap merupakan lawan tangguh.

Dengan Pemilihan Presiden di April tahun depan, tidak dapat diragukan bahwa Pilkada ini akan menjadi indikator penting untuk pertarungan nasional nanti.

Seperti layaknya politik Indonesia, kepentingan dan kepribadianlah yang penting, hingga mungkin melebihi loyalitas ke partai politik.

Karena kita berada di Indonesia, negara demokrasi ketiga terbesar di dunia dan secara geografis tersebar di ribuan pulau, sangat ceroboh jika kita mengesampingkan kejutan di detik-detik terakhir.

Namun tetap saja, jika Anda ingin melihat kecenderungan perpolitikan di Republik ini ke depannya: tujukan mata Anda ke Jawa Barat.

LITBANG KOMPAS Survei Litbang Kompas terkait Elektabilitas Paslon Pilkada Jawa Barat Periode Mei 2018

Editor : Amir Sodikin
Artikel Terkait


Close Ads X