Atlet Basket Difabel Indonesia Masih Pakai Kursi Roda Nonstandar

By Nugyasa Laksamana - Selasa, 26 Juni 2018 | 18:41 WIB
Kursi roda khusus yang digunakan oleh para atlet difabel Indonesia.
Kursi roda khusus yang digunakan oleh para atlet difabel Indonesia. (KOMPAS.COM/NUGYASA LAKSAMANA)

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Atlet basket difabel Indonesia yang akan tampil pada Asian Para Games (APG) 2018 rupanya belum mendapatkan kursi roda yang sesuai dengan standar.

Hal itu terlihat saat Kompas.com menghadiri pertandingan uji coba antara Indonesia dan Thailand di Old Sports Hall, British School Jakarta, Tangerang Selatan, Senin (25/6/2018).

Dalam laga tersebut, pemain Indonesia masih menggunakan kursi roda rakitan dan sebagian mendapatkan pinjaman dari negara Jepang.

Baca juga: Perjuangan Atlet Difabel Perkenalkan Olahraga Basket Kursi Roda di Indonesia

"Kami masih terkendala dengan peralatan. Nanti bulan Agustus baru datang (kursi rodanya)," ujar Fajar saat ditemui di British School Jakarta, Tangerang Selatan, Senin (25/6/2018).

"Jadi, saat test event nanti (27 Juni-3 Juli 2018), masih pakai kursi roda yang ini (belum sesuai standar)," kata Fajar.

Fajar menyebutkan bahwa ketersediaan kursi roda yang memenuhi standar sangatlah penting terhadap performa para pemainnya saat bertanding.

Menurut dia, jika menggunakan kursi roda nonstandar, para pemainnya kerap terjatuh. Selain itu, terkadang kursi roda yang ada tak sesuai dengan spesifikasi ukuran tubuh pemain.

"Sama seperti kita kalau pakai sepatu, kursi roda saya enggak bisa dipakai orang lain. Pinggang harus pas, tinggi harus pas," ujar Fajar.

"Terkadang, pemain kami yang low masih pakai kursi yang high. Jadi, memang masih enggak sesuai," tutur dia.

Untuk mendapat kursi roda basket difabel yang sesuai standar, memang dibutuhkan biaya besar. Harganya diperkirakan bisa mencapai Rp 20 juta.

Tim nasional basket kursi roda Indonesia berfoto sesuai menjalani laga uji coba melawan Thailand, di British Jakarta School (BSJ), Tangerang Selatan, Senin (25/6/2018).
Tim nasional basket kursi roda Indonesia berfoto sesuai menjalani laga uji coba melawan Thailand, di British Jakarta School (BSJ), Tangerang Selatan, Senin (25/6/2018). (KOMPAS.COM/NUGYASA LAKSAMANA)

Kapten timnas basket kursi roda Indonesia, Donald Putra Santoso, sebenarnya mengharapkan peralatan yang dijanjikan bisa datang lebih cepat dari bulan Agustus 2018.

Donald berharap demikian karena para pemain basket difabel butuh waktu untuk beradaptasi dengan kursi roda baru mereka masing-masing.

Terkait hal lainnya, Donald juga mengeluhkan soal fasilitas yang kurang mendukung saat timnas basket kursi roda berlatih di pemusatan latihan (pelatnas) Solo, Jawa Tengah.

Ia pun bersyukur kini timnas basket kursi roda Indonesia sudah berpindah tempat latihan ke Jakarta yang memiliki banyak fasilitas menunjang.

Baca juga: Luis Milla Paham dengan Target Timnas Indonesia pada Asian Games 2018

"Kami kan baru pindah latihan dari Solo ke Jakarta sekitar seminggu setengah lalu. Perkembangannya jauh lebih baik di Jakarta karena fasilitasnya bagus," ucap Donald.

"Kalau di Solo, permukaan lapangan basketnya enggak rata, bergelombang, akhirnya banyak yang cedera, apalagi lapangannya terbuka, sering hujan. Mungkin itu hal kecil, tetapi jadi berpengaruh ke semangat berlatih," tutur dia.

Asian Para Games 2018 akan diselenggarakan seusai ajang Asian Games 2018, tepatnya pada 8-16 Oktober mendatang, di Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta.

Pesta olahraga difabel se-Asia tersebut akan mempertandingkan 18 cabang, di antaranya basket kursi roda, paracycling, tenis meja, bulu tangkis, dan lain-lain.

Editor : Eris Eka Jaya
Artikel Terkait


Close Ads X