5 Faktor yang Buat JK Yakin Pilkada Serentak akan Berjalan Aman...

By Yoga Sukmana - Senin, 25 Juni 2018 | 14:29 WIB
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla ketika memberikan keterangan pers di Istana Wakil Presiden RI, Jakarta, Kamis (21/6/2018).
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla ketika memberikan keterangan pers di Istana Wakil Presiden RI, Jakarta, Kamis (21/6/2018). (KOMPAS.com/ MOH NADLIR)

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla meyakini pelaksanaan pemilu kepala daerah (Pilkada), 27 Juni 2018, serentak di 171 daerah akan berlangsung aman. Ada 5 faktor yang membuat Kalla yakin akan hal tersebut.

Pertama, cairnya hubungan partai-partai politik yang ada saat ini. Hal itu membuat tidak adanya koalisi partai yang kaku dan saling sikut dalam Pilkada Serentak 2018.

"Di provinsi ini Golkar bersama PDIP, di provinsi lainnya Golkar dengan Demokrat," ujarnya saat memberikan kuliah umum di acara Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) Lemhanas 2018, Jakarta, Senin (25/6/2018).

Baca juga: Kemendagri Lakukan Monitoring Titik Krusial dan Potensi Konflik di Pilkada Serentak

"Jadi bercampur baur. Jadi tidak ada poros nasional di Pilkada sehingga tidak ada emosionalnya," sambung Kalla.

Kedua, aturan KPU yang dinilai tepat. Misalnya, tak memberikan banyak waktu kampanye sehingga tak ada arak-arakan besar peserta Pilkada. Hal ini dinilai menjadi salah satu kunci Pilkada aman.

Berdasarkan pengalaman masa lalu, kata dia, benturan antar pendukung terjadi akibat adanya pertemuan kedua pendukung di tempat umum.

Baca juga: Jelang Pilkada Serentak 2018, Perludem Beri Tips Untuk Pemilih

Ketiga, keamanan yang baik. Polisi dan tentara, dinilai Wapres bekerja dengan baik dalam menjaga keamanan dari awal pendaftaran peserta Pilkada hingga proses kampanye.

"Keempat rakyatnya itu sudah mengatahui banyak (informasi), ada medsos. Banyak orang ke pesantren, pasti berpengaruh, tetapi santrinya membaca dari mesdos tidak hanya (dapat informasi) dari kyai," kata Kalla.

Sementara faktor kelima yakni, partai politik yang tak lagi ideologis. Dulu, menurutnya, ada dikotomi kuat antara partai nasionalis dan partai religius. Namun, hal itu tak lagi terjadi saat ini.

Baca juga: Kemendagri Dukung Wacana Libur Pilkada Serentak 27 Juni 2018

Sekarang, kata dia, kadang-kadang partai nasional lebih religius.

"Nasdem atau PDIP (misalnya), kadang lebih dulu bikin halal bihalal dibanding PPP, atau isra Miraj. Jadi perbedaan partai nasional dan religus itu tipis," ucapnya.

"Jadi boleh dikatakan, partai nasionalis religius atau partai religius nasionalis sehingga tidak lagi menampakkan poros yang menampakkan identitas yang kuat. Sehingga Pilkada ini akan aman-aman aja," sambung dia.

Kompas TV Hari ini (25/6) Ketua MPR sekaligus Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan bertemu dengan Prabowo Subianto.



Editor : Diamanty Meiliana
Artikel Terkait


Close Ads X