Di Tol Ngawi-Wilangan, Puncak Mudik Diprediksi H+3 Lebaran

By Hilda B Alexander - Sabtu, 9 Juni 2018 | 18:38 WIB
Foto udara simpang susun Caruban dari Proyek Jalan Tol Ngawi-Kertosono di Jawa Tengah, Senin (4/6/2018). Jalan Tol Ngawi-Kertosono ruas Ngawi-Wilangan telah sah beroperasi dan dirancang sepanjang total 87,02 kilometer, Jalan Tol Ngawi-Kertosono dibagi dalam empat seksi pengerjaan.
Foto udara simpang susun Caruban dari Proyek Jalan Tol Ngawi-Kertosono di Jawa Tengah, Senin (4/6/2018). Jalan Tol Ngawi-Kertosono ruas Ngawi-Wilangan telah sah beroperasi dan dirancang sepanjang total 87,02 kilometer, Jalan Tol Ngawi-Kertosono dibagi dalam empat seksi pengerjaan. (KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG)

WONOGIRI, KOMPAS.com – Tidak seperti ruas tol lainnya dalam jaringan jalan Trans-Jawa, ruas Ngawi-Wilangan diprediksi akan mengalami lonjakan kendaraan pada H+3 Lebaran 2018.

Demikian diungkapkan Direktur Utama PT Jasamarga Ngawi Kertosono Iwan Moedyarno kepada Tim Merapah Trans-Jawa Kompas.com, Sabtu (9/6/2018).

“Lonjakan kendaraan bisa mencapai 40 persen dari hari biasa. Uniknya di sini, puncak arus mudik terjadi pada H+3 Lebaran,” ujar Iwan.

Dia menuturkan, para pemudik berasal dari Surabaya atau arah timur ke barat, Solo, Semarang, dan sekitarnya yang melakukan perjalanan mudik melalui Gerbang Tol (GT) Wilangan.

Kemudian, mereka akan balik ke arah timur sepekan setelah puncak pada H+3 Lebaran 2018.

Baca juga: Mulai Besok, Lewat Tol Ngawi-Wilangan Bayar Rp 52.000

Pada arus mudik Jumat kemarin, PT Jasamarga Ngawi Kertosono mencatat, 7.200 kendaraan melintasi ruas Tol Ngawi-Wilangan-Kertosono yang sudah bertarif.

Untuk ruas tol fungsional Wilangan-Kertosono sudah dibuka dan di beberapa titik masih terdapat persimpangan. Namun, pengelola menempatkan beberapa petugas atau flagman bagi para pemudik yang melintasi jalur tersebut.

Jalan tol Ngawi-Kertosono yang dikelola oleh PT Jasamarga Ngawi Kertosono memiliki panjang 49,5 kilometer.

Sementara ini, kondisi aktual tol fungsional Wilangan-Kertosono yang merupakan porsi pemerintah dengan dana APBN belum 100 persen mulus. Masih terdapat beberapa ruas yang berupa lantai kerja (lean concrete).

Editor : Erwin Hutapea

Close Ads X