Jaket Denim Merah Putih Jokowi akan Diproduksi Terbatas

By Kahfi Dirga Cahya - Rabu, 2 Mei 2018 | 08:09 WIB
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengendarai sepeda motor Royal Enfield Bullet 350 cc bergaya chopper di Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (8/4/2018).
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengendarai sepeda motor Royal Enfield Bullet 350 cc bergaya chopper di Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (8/4/2018). (KOMPAS.com/Ihsanuddin)
JAKARTA, KOMPAS.com -  Brand Nevertoolavish berencana meluncurkan kembali jaket denim custom yang dibuat untuk Presiden RI Joko Widodo. Jaket yang dijual untuk umum itu hanya diproduksi terbatas, 100 buah.

Kepada Kompas.com, pendiri Nevertoolavish, Haudy, mengungkapkan akan menggandeng label Tugasnegarabos. Adapun label ini digawangi dua putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep.

Khusus untuk jaket denim, Nevertoolavish mempercayai produksi lokal dari Ayedenim.

Menariknya, meskipun diproduksi massal, jaket denim custom ini tetap dilakukan dengan proses handpaint.

Gambarnya pun dipastikan akan serupa seperi yanh dikenakan Jokowi. Sayangnya, hingga kini belum ada informasi lebih jauh soal harga, waktu rilis dan cara pemesanan.

Namun dia memastikam akan dijual melalui salah satu online platform lokal.

Filosofi

Jaket denim Jokowi memiliki filosofi mendalam soal Indonesia. Pada bagian depan, seniman menggambar peta Indonesia menggunakan nuansa Merah Putih.

Maknanya, Indonesia adalah negara besar yang memiliki lebih dari 17.000 pulau.

Pada bagian belakang, tersusun kata "Indonesia" melapisi warna dasar merah dan putih.
 

Setiap huruf dihias dengan beragam gambar yang menunjukkan keberagaman budaya di Indonesia.

Misalnya, Tari Saman, kain Sasirangan khas Banjarmasin, wayang kulit, Candi Borobudur hingga budaya di Papua.

"Filosofi konsep ini adalah bendera Merah Putih sebagai bendera Indonesia yang bisa menyatukan belasan ribu pulau dan keberagaman budaya yang ada di Indonesia," ujar pemilik Nevertoolavish Haudy.

"Nah artinya ini bukan gambar macam-macam, ini kan Indonesia. Semuanya tentu berhak mengamini nilai filosofis itu," ujar dia.
Editor : Lusia Kus Anna
Artikel Terkait


Close Ads X