PPP Anggap Pernyataan Yusril soal Kepindahan Kader ke PBB Tak Berdasar

By Rakhmat Nur Hakim - Kamis, 19 April 2018 | 21:44 WIB
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Suharso Monoarfa, dalam sebuah diskusi Smart FM, di Jakarta Pusat, Sabtu (26/9/2015).
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Suharso Monoarfa, dalam sebuah diskusi Smart FM, di Jakarta Pusat, Sabtu (26/9/2015). (KOMPAS.COM/INDRA AKUNTONO)

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa menilai pernyataan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra terkait kepindahan kadernya spekulatif dan tak berdasar.

Yusril sebelumnya menyatakan sejumlah politisi PPP memilih hengkang dan pindah ke PBB lantaran adanya keputusan mendukung Jokowi.

"Itu terlalu spekulatif pernyataan itu. Ukurannya apa? Mungkin karena dalam rangka kontestasi makanya ngomongnya macem-macem. Orang kan bisa bicara dari hal yang paling kiri sampai yang paling kanan. Negatif dan positif, demi kepentingannya," kata Suharso saat ditemui di Hotel Harris Suites FX Sudirman, Senayan, Jakarta, Kamis (19/4/2018).

Baca juga : Kecewa dengan Romahurmuziy, Politisi PPP Gabung ke PBB

Ia pun meminta semua pihak menjaga omongannya menjelang Pemilu 2019 agar tak menimbulkan provokasi di publik.

Suharso menambahkan akan lebih baik bila setiap elite politik menjaga ucapannya agar tak menimbulkan kegaduhan.

"Jangan setiap kita menghadapi kalender lima tahunan kita tercekam, terkotak-kotak, terkategori. Saya kira sayang, bangsa ini bangsa besar kok," tutur Suharso.

Ia pun membantah adanya bedol desa sejumlah kader senior PPP ke PBB. Ia mengatakan senior PPP yang lain beserta dirinya masih setia bertahan di partai berlambang Ka'bah itu.

Baca juga : Yusril Sebut Politisi PPP Pindah ke PBB karena Keputusan Dukung Jokowi

Suharso juga membantah masih adanya konflik di internal PPP. Menurut dia, kepengurusan yang diketuai Romahurmuziy sudah sah dan solid.

"Kan sudah enggak ada, konflik itu dikatakan orang yang menganggap tidak masuk (kepengurusan) atau apa, saya enggak pernah melihat nama mereka di konflik lalu menyatakan seperti itu. Saya merasa aneh," papar Suharso."Yang saya tahu PPP yang diakui secara administratif dan menjadi peserta pemilu adalah PPP yang dibawah kepemimpinan Romahurmuziy, itu. Jadi kita harus yang legal," lanjut dia.

Yusril sebelumnya membeberkan alasan beberapa kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) merapat ke partainya.

Menurut Yusril, para tokoh ini tidak puas dengan garis politik yang diambil oleh PPP, di antaranya tentang pemberian dukungan terhadap Joko Widodo untuk maju dalam Pilpres 2019 mendatang.

"Dari dua kubu pokoknya yang sama-sama tidak puas dengan kebijakan yang ditempuh oleh partai. Kalau dulu itu tidak setuju dengan dukung Ahok kalau sekarang ini tidak setuju karena barangkali dukung Jokowi," jelas Yusril kepada wartawan di Gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Rabu (18/4/2018).

Kompas TV Sekjen PPP Arsul Sani mengimbau kepada Amien Rais untuk lebih berhati-hati.



Editor : Sabrina Asril
Artikel Terkait


Close Ads X