Manajemen Olahraga Modern untuk Merealisasikan Impian Menpora

By Aloysius Gonsaga AE - Minggu, 25 Februari 2018 | 05:51 WIB
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi, yang menggunakan kalung bunga, berpose dengan sejumlah atlet taekwondo usai membuka acara Pelatihan Manajemen Olahraga Modern di GOR Lila Bhuana, Jl Melati Dangin Puri Kangin, Denpasar, Bali, Sabtu (24/2/2018).
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi, yang menggunakan kalung bunga, berpose dengan sejumlah atlet taekwondo usai membuka acara Pelatihan Manajemen Olahraga Modern di GOR Lila Bhuana, Jl Melati Dangin Puri Kangin, Denpasar, Bali, Sabtu (24/2/2018). (ALOYSIUS GONSAGA ANGI EBO/KOMPAS.com)

DENPASAR, KOMPAS.com - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi memiliki impian agar Indonesia memiliki 100.000 pelatih yang berkualitas. Guna merealisasikan mimpi itu, pihak Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menggelar Pelatihan Manajemen Olahraga Modern di GOR Lila Bhuana, Jl Melati Dangin Puri Kangin, Denpasar, Bali, Sabtu (24/2/2018).

Sejumlah 500 peserta yang merupakan pengurus KONI Provinsi Bali, mahasiswa, para pengurus cabang olahraga, pelatih olahraga dan praktisi olahraga terlibat dalam acara tersebut. Ini menjadi langkah awal untuk merealisasikan target satu pelatih minimal bisa mengidentifikasi dan melatih satu orang atlet potensial.

Baca Juga: Harapan Menpora dari Ajang Pemanduan dan Identifikasi Bakat

"Jangka panjangnya, Indonesia harus punya ratusan ribu wasit, juri, pelatih yang berlisensi internasional karena pada saatnya harus mewarnai SEA Games, Asian Games, Olimpiade dan kejuaraan dunia," ujar Imam.

"Saat ini Indonesia masih kekurangan jumlah pelatih, oleh karena itu, tahun ini kami berharap dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pelatih sebanyak 100 ribu."

"Setiap pelatih diharapkan minimal dapat mengidentifikasi dan melatih satu atlet potensial maka pada masa mendatang kami akan mendapatkan 100 ribu atlet untuk dibina dan dikembangkan menjadi atlet nasional."

Menpora juga berharap pelatih saat ini harus melek terhadap era digital. Artinya, mereka harus meninggalkan manajemen tradisional sehingga Indonesia tidak ditinggal jauh oleh negara-negara lain yang sudah menerapkan manajemen olahraga modern.

Baca Juga: Kemenpora Gelar Pemanduan dan Identifikasi Bakat di Bangli

"Semakin ke depan, semakin banyak inovasi, improvisasi dan gagasan yang tidak boleh ditolak tetapi justru sebaliknya di mana harus beradaptasi, termasuk manajemen olahraga modern yang harus bisa diterima," ujar Imam.

"Sekarang ini jangan lagi mengunakan manajemen tradisional karena nanti kita akan ditinggalkan oleh negara-negara lain. Negara-negara lain itu betul-betul menerapkan semuanya dengan baik," tambahnya.

Hal senada diungkapkan oleh Asisten Deputi Peningkatan Tenaga dan Organisasi Keolahragaan, Marheni Dyah Kusumawati. Dia berharap para pelatih tidak hanya mengandalkan pengalaman masa lalu tetapi menggunakan teknologi untuk bekerja.

Editor : Aloysius Gonsaga AE
Artikel Terkait


Close Ads X