Menpora: Lari Bisa Jadi Lifestyle di Era Serba Canggih

By Kontributor Magelang, Ika Fitriana - Minggu, 19 November 2017 | 12:07 WIB
 Menpora Imam Nahrowi berbaur dengan para siswa LP Maarif se Kabupaten Semarang mengikuti gerakan senam islam nusantara di Lapangan Panglima Besar (Pangsar) Jenderal Sudirman Ambarawa, Minggu (25/9/2016) sore.
Menpora Imam Nahrowi berbaur dengan para siswa LP Maarif se Kabupaten Semarang mengikuti gerakan senam islam nusantara di Lapangan Panglima Besar (Pangsar) Jenderal Sudirman Ambarawa, Minggu (25/9/2016) sore. (kompas.com/ syahrul munir)

MAGELANG, KOMPAS.com - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi berharap Bank Jateng Borobudur Marathon (BJBM) 2017 membawa virus positif untuk generasi muda supaya semangat berolahraga.

Menurut dia, lari maupun olahraga lainnya dapat dijadikan sebagai gaya hidup generasi muda Indonesia di era serba canggih saat ini. 

"Semoga BJBM 2017 ini memberi virus positif bagaimana anak muda di zaman serba canggih ini, menjadikan lari atau olahraga sebagai alternatif, solusi atau bahkan lifestyle," kata Imam seusai membuka BJBM 2017 di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (19/11/2017).

Imam terus mendorong pemerintah daerah, swasta dan pihak lainnya untuk ikut menumbuhkan kegiatan-kegiatan serupa yang disesuaikan dengan karakter daerah masing-masing.

Baca juga : Ikut 10 K Borobudur Marathon 2017, Ganjar Pranowo Yakin Kuat

Ribuan peserta Bank Jateng Borobudur Marathon (BJBM) 2017 start pukul 05.00 WIB, di Candi Borobudur,  Magelang, Minggu (19/11/2017).
Ribuan peserta Bank Jateng Borobudur Marathon (BJBM) 2017 start pukul 05.00 WIB, di Candi Borobudur, Magelang, Minggu (19/11/2017). (KOMPAS.com/Ika Fitriana )
"Saya berharap ke depan akan tumbuh event serupa sesuai dengan nama daerah masing-masing, sudah ada Borobudur Marathon, Bali Marathon, Jakarta Marathon dan lainnya," ujar dia.

Menurut dia, kegiatan olahraga saat ini tidak selalu berisi olahraga akan tetapi bisa dipadukan dengan bidang lain seperti pariwisata (sport tourism), bahkan religi.

Baca juga : Hujan Tak Surutkan Semangat Peserta Borobudur Marathon 2017

Menurut Imam, daya tarik olahraga tidak bisa berjalan sendiri karena perlu dukungan pihak lain.

"Ke depan, saya harap akan ada hal baru yang muncul pada event BJBM, maupun event serupa lainnya. Kita padukan semua. Bisa jadi dengan religi, kata Imam.

Imam mengapresiasi penyelenggaraan BJBM 2017 karena berjalan dengan apik, disiplin, terutama untuk rute lomba yang aman dan nyaman. Ke depan, dia berharap sosialisasi lebih digencarkan khususnya untuk pelajar atau anak muda.

Kompas TV Lari di Borobudur, Berolahraga Sekaligus Rekreasi



Editor : Ana Shofiana Syatiri
Artikel Terkait


Close Ads X