Rika Wijayanti Raih Perunggu Kejuaraan Dunia Paralayang

By - Senin, 15 Mei 2017 | 16:24 WIB
Anggota pelatnas paralayang untuk Asian Games 2018, Rika Wijayanti, saat lepas landas pada ronde 8, Rabu (10/5/2017). Atlet 23 tahun asal Batu, Malang, Jawa Timur ini meraih medali perunggu kelas putri Kejuaraan Dunia Ketepatan Mendarat Paralayang Antarnegara (WPAC) FAI IX 2017 yang berakhir Sabtu (13/5) di Vlora, Albania.
Anggota pelatnas paralayang untuk Asian Games 2018, Rika Wijayanti, saat lepas landas pada ronde 8, Rabu (10/5/2017). Atlet 23 tahun asal Batu, Malang, Jawa Timur ini meraih medali perunggu kelas putri Kejuaraan Dunia Ketepatan Mendarat Paralayang Antarnegara (WPAC) FAI IX 2017 yang berakhir Sabtu (13/5) di Vlora, Albania. (GENDON SUBANDONO)

JAKARTA, KOMPAS.com - Atlet paralayang putri Indonesia, Rika  Wijayanti, harus puas meraih medali perunggu Kejuaraan Dunia Ketepatan Mendarat Paralayang Antarnegara (WPAC/World Paragliding Accuracy Championship) FAI IX Albania 2017. Dia berada di bawah atlet Thailand, Nunnapat Phuchong, serta juara Seri PGAWC (Piala Dunia Ketepatan Mendarat Paralayang) 2016, Marketa Tomaskova dari Ceko.

Rika, atlet asal Batu, Malang, Jawa Timur, mencatat nilai 1.000 pada ronde 6, akibat harness (kantong tubuh) menyentuh tanah setelah pendaratan keras. Meskipun demikian atlet 23 tahun ini tetap berada di peringkat ketiga karena sistem penilaian discard round (ronde coret) yang menghilangkan nilai salah satu ronde terburuk tiap atlet.

Hasil ini terbilang bagus karena Rika baru pertama kali mengikuti Kejuaraan Dunia. Dia mampu bersaing ketat dengan para pilot senior putri dunia, termasuk Nunnapat Phuchong dan Marketa Tomaskova. Bahkan, pada Seri II PGAWC 2017 di Serbia bulan April, Rika menyabet gelar juara kelas putri mengalahkan Marketa.

Sementara itu pada kelas beregu, Indonesia harus puas menempati posisi keempat. Mereka kalah dari Ceko dalam pertandingan ulang setelah mengumpulkan poin yang sama untuk nilai akhir, yakni 81. Sejumlah tujuh pilot dari kedua negara diadu terbang sekali lagi dan hasil akhirnya, Indonesia terpaut 2 cm.

WPAC adalah kegiatan tetap FAI (Federasi Aeronautika Internasional), induk olahraga dirgantara dunia, yang berlangsung tiap dua tahun. Kali ini digelar di pegunungan kota Vlora, Albania, Eropa Timur, 5-14 Mei dan diikuti 147 pilot (32 di antaranya putri) dari 28 negara. WPAC FAI X 2019 kembali akan digelar di Eropa Timur, yakni Serbia.

Peta Kekuatan Asian Games 2018

Melihat hasil WPAC 2017, peta kekuatan cabang paralayang pada Asian Games 2018 makin jelas. Indonesia selaku tuan rumah harus mewaspadai China, Thailand dan Korea pada nomor ketepatan mendarat. Sedangkan untuk nomor XC (lintas alam), Jepang, Nepal, Korea dan India adalah pesaing berat.

Di kelas beregu, Indonesia terpaut 29 poin dari China yang meraih medali emas. Sedangkan Korea hanya satu peringkat di bawah timnas dengan selisih nilai 3. Sementara Thailand, yang gagal mempertahankan medali emas kelas beregu yang mereka raih pada WPAC 2015, di peringkat ketujuh dengan selisih nilai 8 di bawah timnas.

Pelatih kepala timnas, Gendon Subandono, mengakui penyelesaian akhir berupa teknik pijakan saat mendarat para pilot timnas perlu diperbaiki jelang Asian Games XVIII 2018.

"Agar lebih tepat di titik nol. Kami sama-sama menginjak pad seperti pilot China. Namun mereka lebih tepat," ujarnya, seperti disampaikan staf Humas FASI, Tagor Siagian.

Pad adalah bantalan elektronik bergaris tengah 17 cm, terhubung langsung ke papan nilai. Dengan demikian, jika ingin mendapat nilai sempurna, 00,00, maka harus menginjaknya tepat di tengah.

Pelatnas paralayang untuk Asian Games 2018 diikuti oleh 18 pilot (8 putri dan 10 putra). Alumni timnas SEA Games 2011 seperti Thomas Widyananto (peraih empat medali emas saat itu) dan Lis Andriana, juara kelas putri Seri PGAWC tiga tahun berturut-turut, 2012-2014, termasuk di antaranya. Nantinya akan dipilih sebanyak 12 pilot (5 putri dan 7 putra).

Selanjutnya, tim pelatnas akan mengikuti Seri III PGAWC di Mont Saint Pierre, Kanada, 21-23 Juli. Setelah itu, mereka akan tampil pada Seri IV di Pegunungan Kobarid, Slovenia, 22-24 September. (*)

Hasil akhir Kejuaraan Dunia Ketepatan Mendarat Paralayang Antar Negara (WPAC) FAI IX Albania 2017:

Kelas Beregu:

1. China       :  52  
2. Serbia      :  65
3. Ceko        :  81/5
4. Indonesia   :  81/7
5. Korea       :   84
6. Slovenia    :   87
7. Thailand    :   89
8. Bulgaria    : 166
9. Inggris     : 235
10. Turki      : 251

Kelas Putri:

1. Nunnapat Phuchong (Thai)    : 22
2. Marketa Tomaskova (Ceko)    : 25
3. Rika Wijayanti (Indonesia)  : 46
4. Milica Marinkovic (Serbia)  : 64
7. Dagylom Lee (Korea)         : 87
8. Di Wang (China)             : 96
11. Ike Ayu Wulandari (Indonesia): 173

Kelas Umum:

1. Tzevetan Tzolov (Bulgaria)  : 7
2. Matjaz Sluga (Slovenia)     : 8/3
3. Haiping Chen (China)        : 8/461
4. Tomas Lednik (Ceko)         : 10
4. Goran Djurlovic (Serbia)    : 10
4. Zhifeng Zhu (China)         : 10
7. Yong Wu (China)             : 12
9. Jiangwei Wang (China)       : 14
9. Jirasak Witeetham (Thai)    : 14
11. Darumaka Rajasa (Indonesia) : 15
19. Permadi Chandra (Indonesia) : 20
21. Nunnapat Phuchong (Thai/Pi) : 22
25. Marketa Tomaskova (Ceko/Pi) : 25
25. Jafro Megawanto (Indonesia) : 25
27. Aris Afriansyah (Indonesia) : 26
28. Irvan Winarya (Indonesia)   : 27

Editor : Aloysius Gonsaga AE
Artikel Terkait


Close Ads X