Efisiensi Bahan Bakar Skyactiv Mazda Mirip Hibrida

Sabtu, 25 April 2015 | 11:24 WIB
Febri Ardani Mesin Skyactiv-G 1.5L milik Mazda2.

Ketapang, KompasOtomotif – Teknologi Skyactiv sudah mampu membuat mobil Mazda lebih efisien, lalu buat apa ada model hibrida? Logika ini yang diungkap PT Mazda Motor Indonesia (MMI) ketika ditanya wartawan tentang kemungkinan menjual model dengan dua sumber penggerak di Tanah Air.

Menurut Product Planning Expert MMI Bonar Pakpahan, tingkat efisiensi di mesin Skyactiv sudah bisa mendekati model hibrida. Perbandingan kompresi mesin 13:1 (14:1 di Eropa) membuat pembakaran lebih efisien, hasilnya pemakaian bahan bakar bisa lebih irit.

"Daripada dua mesin (hibrida) mending  satu mesin saja (Skyactiv). Soal efisiensinya, mendekatilah dengan dua mesin hybrid," ujar Bonar di Ketapang, Jawa Timur, Kamis (23/4/2015).

Sebagai salah satu pembuktian MMI menggelar uji irit All-New Mazda2 menjelajah tiga pulau (Jawa, Bali, dan Lombok). Ternyata, hatchback bermesin Skyactiv-G1.5L ini sanggup menempuh jarak lebih dari 1.000 km menggunakan 44 liter Pertamax, itu berarti kemampuannya lebih dari 22 kpl.

Bonar menjelaskan salah satu alasan konsumen Indonesia membeli mobil hibrida sebab ingin lebih peduli lingkungan. Namun, sebagian besar keunggulan hibrida sudah bisa didapat dengan Skyactiv. Pandangan ini yang membuat MMI masih enggan mencoba menjual model hibrida.

Insentif

Selain keunggulan teknologi, ada hal lain yang jadi pertimbangan menjual hibrida di Indonesia, yakni ketentuan pajak. Bonar mengatakan di beberapa negara pemilik mobil hibrida diberikan insentif dari pemerintah sebab memiliki mobil bermesin dua, tapi di Indonesia, pemilik hibrida malah diganjar pajak dua kali lipat, sebab itu tak banyak peminatnya.

"Alasan yang kedua, Indonesia tidak seperti konsumen di luar yang sudah ada budayanya membeli hibrda," selesai Bonar.

Penulis : Febri Ardani Saragih
Editor : Azwar Ferdian