China Jangan Pelit Soal Insentif Mobil Listrik

Selasa, 21 April 2015 | 10:20 WIB
Agung Kurniawan Pengisian normal butuh waktu 7-8 jam dari nol sampai baterai penuh.

Shanghai, KompasOtomotif - Pebisnis otomotif dunia meminta pemerintah China untuk memperbesar insentif untuk kendaraan berteknologi ramah lingkungan, khususnya mobil listrik. Masih kecilnya pasar mobil listrik di China menunjukan kalau belum ada keseriusan.

Kekecewaan ini disampaikan CEO Nissan Carlos Ghosn di Shanghai Auto Show, dilansir Autonews, Senin (20/4/2015). Nissan memasarkan mobil listrik di China lewat merek lokal, Venucia. Ghosn juga menyatakan, belum ada niatan untuk meluncurkan model listrik lain, jika penjualan tidak segera naik.

"Pertanyaannya kami semua sedikit khawatir melihat fakta kalau mobil listrik tidak melonjak di China, sedangkan di pasar lain mereka sudah mulai meningkat. Konsumen tidak mau membeli," tukas Ghosn.

Dongfeng Nissan Passenger Vehicle Company, perusahaan gabungan Nissan dengan mitra lokal Dongfeng, sekaligus pemasar Venucia, baru saja meluncurkan Leaf dengan merek lokal e30, September 2014 lalu.

Saat peluncuran perdana, Nissan menyatakan e30 bisa dibeli memanfaatkan insentif pajak yang dikeluarkan pemerintah China dalam menyokong teknologi ramah lingkungan. Venucia e30 langsung diluncurkan ke sembilan kota besar di China, tahun lalu dan menargetkan penjualan di seluruh China tahun ini.

"Saya pikir kita belum akan membawa mobil kedua atau ketiga. Hari ini tantangannya adalah bagaimana menjual satu. Tantangan utamanya adalah untuk mendorong, memberikan insentif tambahan supaya konsumen mau membeli. Sebelum menambah mobil dan teknologi baru, kami hanya butuh kepastikan kalau kita bisa berjualan teknologi yang sudah ada di lapangan," beber Ghosn.

Data penjualan Asosiasi Manufaktur Otomotif China mobil listrik dan hibrida dalam tiga bulan pertama 2015, naik 280 persen menjadi 26.581 unit, dengan komposisi 15.405 mobil listrik dan 11.176 hibrida plug-in.

Penulis : Agung Kurniawan
Editor : Azwar Ferdian