Hubungan Astra dan Peugeot Mulai Retak?

Rabu, 8 April 2015 | 11:15 WIB
Agung Kurniawan Peugeot RCZ

Jakarta, KompasOtomotif — Masih dalam kondisi pemulihan setelah diguncang krisis Eropa, prinsipal Peugeot di pasar domestik Indonesia mulai lemah. Menurut sumber yang dekat dengan pemangku kepentingan, prinsipal tengah gundah terhadap bisnisnya di Indonesia. Prinsipal juga berniat mengakhiri hubungannya dengan Grup Astra selaku importir tunggal sekaligus agen pemegang merek resmi.

Namun, karena nama besar Grup Astra di Indonesia, membuat prinsipal juga sungkan untuk menyatakan niatan itu. Namun, faktanya, angka penjualan Peugeot semakin menciut di Indonesia.

Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, sepanjang 2014, merek asal Perancis ini hanya berhasil terjual 65 unit. Jika dibandingkan tahun sebelumnya (2013), penjualan Peugeot melorot 75,9 persen dari 270 unit.

Grup Astra selama ini mengimpor Peugeot lewat anak perusahaan PT Tjahja Sakti Motor (TSM), kemudian memasarkannya via distributor Peugeot Sales Operation (PSO) di bawah naungan PT Astra International Tbk. Total ada 12 jaringan pemasaran dan layanan purnajual di Indonesia, tersebar di beberapa kota, yakni Jakarta, Tangerang, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Makassar, dan Banjarmasin.

Menanggapi hal ini, Sudirman Maman Rusdi, Direktur PT Astra International Tbk, mengaku belum pernah mendengarnya. "Kalau prinsipal bilang seperti itu, saya belum dengar sama sekali," jelas pria yang juga menjabat Presiden Direktur PT Astra Daihatsu Motor itu, menjawab KompasOtomotif, Selasa (7/4/2015).

Sudirman juga menegaskan, Peugeot masih di bawah kendali Grup Astra, tetapi situasi ekonomi yang tidak berpihak pada produk impor (CBU), khususnya dari Eropa, membuat kondisi sulit. "Peugeot ini produk Eropa, tetapi ia masuk ke segmen di mana banyak pemain produk Jepang. Harganya tinggi karena dibeli pakai Euro, jadi sekarang yang beli hanya yang fanatik saja pada merek ini. Kita mau tempur, tetapi terbentur," ujar Sudirman.

Penulis : Agung Kurniawan
Editor : Aris F. Harvenda