Produksi Toyota Vios CNG Menggantung

Kamis, 4 Desember 2014 | 12:20 WIB
Febri Ardani Prototipe Toyota Limo CNG

Jakarta, KompasOtomotif - Keputusan Pemerintah Indonesia untuk tidak melanjutkan sementara program konversi energi dari bahan bakar minyak ke gas, otomatis berdampak langsung pada produsen, salah satunya adalah Toyota.

PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) sudah sempat memamerkan prototipe Vios dengan alat konversi berbahan bakar ganda bensin dan gas. Akibat pembekuan ini, TMMIN harus mengurungkan niat memproduksi Vios CNG secara massal.

"Kita pending dulu, tunggu komitmen dari pemerintah, kalau sudah ready infrastruktur, ke depannya inline saja," jelas Andang Warih, Wakil Presiden Direktur TMMIN saat dihubungi KompasOtomotif, Kamis (4/12/2014).

Kelebihan sedan kecil ini karena sudah dilengkapi dengan alat konversi (converter kit) dari pabrikan, sehingga garansi dan jaminan kualitas lebih terjaga. Artinya, konsumen yang membeli mobil ini tidak perlu khawatir soal perawatan dan perbaikan, karena dijamin oleh Toyota selaku produsen.

Kesiapan Pemda DKI
Di sisi lain, sebelumnya Pemerintah Daerah DKI Jakarta mengaku telah menyiapkan 20 Mobile Refueling unit (MRU) yang berfungsi untuk mendistribusikan bahan bakar gas dari induk Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) ke lokasi-lokasi tertentu. Pemda DKI Jakarta juga telah menganggarkan Rp 1 triliun untuk pembangunan empat SPBG tahun ini dibangun oleh BUMD, Jakarta Propertindo (JakPro).

Menurut Warih, sebenarnya kalau program yang dicanangkan oleh Pemda DKI Jakarta sudah berjalan, jumlah SPBG yang tersedia sudah cukup sebagai langkah awal memperkenalkan teknologi mobil gas ke warga Ibu Kota.

"Sebenarnya yang membutuhkan ini untuk taksi, mereka yang lebih banyak mengisi gas. Ini kata kuncinya," tukas Warih.

Saat ini, total SPBG di DKI Jakarta hanya terdapat 15 lokasi dan tidak semua beroperasi. Dengan penambahan armada 1.000 bus Transjakarta dan 3.000 bus sedang, metromini dan kopaja tahun ini, diperlukan sekitar 45 SPBG guna memenuhi kebutuhan bahan bakar gas (BBG).

Penulis : Agung Kurniawan
Editor : Azwar Ferdian