Toyota Belajar dari Sejarah Kenaikan Harga BBM 2005 dan 2008

Rabu, 19 November 2014 | 08:00 WIB
KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES Stan Toyota dalam pameran 22nd Indonesia International Motor Show 2014, di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Utara, Kamis (18/9/2014). Pameran otomotif terbesar di Indonesia ini akan berlangsung hingga 28 September 2014.

Jakarta, KompasOtomotif – Keputusan Presiden Jokowi yang terkesan mendadak menaikkan harga jual Premium menjadi Rp 8.500, dirasa akan memengaruhi beberapa merek otomotif di Indonesia.

Toyota Astra Motor (TAM) sebagai salah satu pemegang merek besar di Indonesia masih mengaji urutan efek kenaikan BBM. Widyawati Soedigdo, General Manager Corporate Planning and Public Relation TAM mengatakan, Toyota telah belajar dari sejarah gejolak kenaikan BBM yang pernah terjadi pada 2005 dan 2008.

Di tahun-tahun itu, kata Widyawati, revisi harga BBM membuat pasar drop tapi berangsur-angsur membaik. “Kami akan mengikuti pemerintah, kebutuhan dasar penggunaan mobil memang BBM tapi sebenarnya yang memengaruhi daya beli adalah perekonomian,” jelas Widyawati kepada KompasOtomotif, Rabu (19/11/2014).

TAM mengaku sudah menyiapkan beberapa metode khusus untuk beradaptasi dengan pola kenaikan BBM, termasuk bila sampai menggoyang perekonomian yang berujung pada menurunnya minat beli. Saat ini belum ada rencana untuk menyesuaikan harga jual mobil Toyota.

Revisi harga mobil Toyota bisa ditentukan dari banyak hal, bukan hanya BBM tapi juga nilai tukar rupiah dan yang lainnya. Salah satu faktor yang juga menentukan harga adalah persaingan.

Penulis : Febri Ardani Saragih
Editor : Aris F. Harvenda