Dua Pukulan Telak pada Pebisnis Mobkas

Rabu, 8 Oktober 2014 | 13:40 WIB
KompasOtomotif-Donny Apriliananda Membeli mobil bekas harus teliti, atau rugi 30 persen.

Jakarta, KompasOtomotif - Pebisnis mobil bekas di Jabodetabek terus terhimpit aksi perang diskon yang dilakukan para agen tunggal pemegang merek (ATPM). Selain itu para pebisnis juga harus dibebani dengan inflasi sehingga mengurangi daya beli masyarakat.

"Kondisinya sekarang terjadi 'Double Correction Price' untuk semua mobkas yang dijual sekarang. Harganya turun drastis," jelas Leovan Widjaja, pemilik gerai Auto11 di Karawaci, Tangerang, Jawa Barat kepada KompasOtomotif, Selasa (7/10/2014).

Leovan menjelaskan, menjelang akhir tahun, posisi stok mobil baru yang masih menggunung membuat setiap merek wajib menghabiskan stok. Persaingan diskon yang terjadi sekarang sudah di luar kondisi normal.

Tekanan selanjutnya, akan datang dari wacana pemerintah menaikkan bahan bakar subsidi (BBM) yang direncanakan mulai November 2014. Jika terjadi, pembelian mobil baik baru atau bekas akan berkurang. Konsumen akan menunda pembelian.

"Waktu BBM naik sampai 100 persen, kondisi pasar mobkas terganggu sampai setahun penuh. Sedangkan, ketika naik sekitar Rp 3.000 rupiah, dampak terasa sampai dua bulan," jelas Leovan.

Koreksi harga
Kondisi pasar yang semakin ketat memaksa para pebisnis mobkas untuk mengoreksi harga jual. Perang diskon yang terjadi akan semakin tidak terkendali menjelang Desember 2014.

"Kalau untuk mobil harga Rp 250 juta bisa turun Rp 10 juta, kalau secara presentasi bisa mencapai 5-10 persen, pada Desember nanti saat kondisi terburuk," beber Leovan.

Herjanto Kosasih, Manajer Senior Pemasaran WTC Mangga Dua mengaku penurunan harga juga terjadi di WTC Mangga Dua. "Pada awal tahun ini, Avanza produksi 2004 harga jualnya masih Rp 100 jutaan, sekarang dibanting sampai Rp 60-70 juta saja," beber Herjanto.

Penulis : Agung Kurniawan
Editor : Aris F. Harvenda