Kia Terbentur Kualitas Bahan Bakar Indonesia

Kamis, 25 September 2014 | 13:45 WIB
KompasOtomotif-Donny Apriliananda Kia hanya memasarkan teknologi yang sesuai dengan bahan bakar dan kebiasaan konsumen Indonesia.

Jakarta, KompasOtomotif – Banyak merek mobil di Indonesia menahan diri untuk memberikan semua teknologinya kepada konsumen. Alasan terbesar adalah kualitas bahan bakar yang belum memadai ditambah dengan ketergantungan masyarakat akan bahan bakar bersubisi.

Salah satu yang menahan beberapa teknologinya untuk tidak dijual di Indonesia adalah Kia. Merek asal Korea tersebut punya beberapa jenis mesin berteknologi tinggi, ramah lingkungan, dan hemat bahan bakar yang sudah dipasarkan di negara-negara maju Eropa. Namun karena terbentur soal bahan bakar, teknologi itu tak dibawa dan dipasarkan.

”Dalam kesempatan ini kami ingin menegaskan bahwa teknologi yang kami punya sudah standar dunia, tidak kalah dengan mobil Jepang bahkan setara dengan kualitas mobil Eropa,” kata GM Pengembangan Produk PT Kia Mobil Indonesia Arifani Perbowo, (23/9/2014) di booth Kia, Hall A, JI Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat.

Ditambahkan, kebiasaan masyarakat yang saat ini masih gemar dengan bahan bakar bersubsidi akan mengurangi performa mesin, efisiensi, dan tingkat emisi gas buang. Jika di-adjust atau disesuaikan bisa, namun Kia tidak mau memaksakan hal tersebut karena akan mengubah spesifikasi.

Jenis mesin
Deretan jantung pacu yang tak dibawa ke Indonesia adalah Gasoline Direct Injection (GDI). Mesin ini memiliki kompresi tinggi demi memaksimalkan performa. Spesifikasi tersebut amat mengandalkan bahan bakar yangg sesuai untuk mendapakan pembakaran sempurna. Efeknya performa yang mumpuni dan penggunaan bahan bakar yang efisien. GDI digunakan pada All-New Rio 1.600cc, Sportage 2.000cc dan 2.400cc, Sorento, dan Optima.

Mesin kedua yang tak dipasarkan di Indonesia adalah diesel CRDi generasi ke-3. Dengan berbagai penyempurnaan, mesin ini sangat efisien, tidak berisik, dan sangat rendah emisi. Getarannya juga tidak seperti mesin diesel pada umumnya.

”Yang kami lakukan saat ini adalah menyesuaikan teknologi dengan harga serta kebutuhan dan karakteristik konsumen,” tukas Arifandi.

Penulis : Donny Apriliananda
Editor : Aris F. Harvenda