Setiap SPBG Minimal Butuh Konsumen 500 Mobil per Hari

Jumat, 22 Agustus 2014 | 18:18 WIB
Donny Apriliananda Taksi Blue Bird Nissan Almera. Konversi ke bahan bakar gas terkendala SPBG.

Bandung, KompasOtomotif - Membangun stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) butuh investasi yang tak murah, nilainya ditaksir mencapai Rp 10-20 miliar, tidak termasuk tanah. Dengan investasi yang besar, setiap SPBG yang beroperasi membutuhkan pemasukan yang pasti dari konsumen agar bisnisnya bisa tetap bejalan.

"Setiap SPBG membutuhkan konsumen minimal 500 mobil per hari atau setara dengan 750 liter konsumsi gas," jelas Ridho Ababil, Wakil Presiden Komunikasi Korporasi PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) di Bandung, Jawa Barat, Jumat (22/8/2014).

Selain itu, harga jual gas yang ditawarkan ke konsumen juga bisa dihitung ulang agar setiap perusahaan, baik BUMN maupun swasta, agar bisa menarik investor. Saat ini, harga gas natural terkompresi (CNG) Rp 3.100 per liter. "Ini yang harus dihitung lagi, ada yang bilang sekitar Rp 4.500 per liter sudah bisa cukup menguntungkan," lanjut Ridho.

Infrastruktur
Dengan mulai giat dibangungnya infrastruktur SPBG di Indonesia, PGN berharap semua pemegang kepentingan, seperti pemerintah dan industri otomotif nasional bisa ikut ambil bagian dalam bidangnya masing-masing. Misalnya, dengan menerbitkan regulasi khusus, insentif, atau kemauan dari ATPM memproduksi mobil berbahan bakar gas.

Saat ini PGN telah melayani 14 SPBG, serta mengoperasikan sendiri satu SPBG di Pondok Ungu (Bekasi), serta 3 fasilitas MRU di wilayah DKI Jakarta. "Kami masih mengandalkan konsumen yang sedikit  jumlahnya, terdiri dari bus Transjakarta, Bajaj BBG, dan semua kendaraan operasional PGN sendiri," jelas juru bicara PGN, Irwan Andri Atmanto.

Irwan menambahkan, agar upaya PGN mengurangi subsidi BBM efektif dilakukan, wajib didukung oleh peningkatan jumlah kendaraan BBG. Untuk itu partisipasi dan dukungan dari semua pihak baik pelaku usaha otomotif, pemerintah sebagai pengambil kebijakan dan masyarakat sebagai konsumen untuk memulai menggunakan BBG mutlak dibutuhkan.

“Sinergi yang melibatkan seluruh stakeholder akan menjadi kunci bagi terwujudnya konversi ke gas bumi. PGN dan pemerintah memiliki komitmen yang sama untuk mengurangi ketergantungan terhadap BBM melalui penggunaan BBG secara lebih optimal.” tutup Irwan.

Penulis : Agung Kurniawan
Editor : Aris F. Harvenda