Rahasia Keandalan Outlander PHEV di Medan Off-Road

Selasa, 12 Agustus 2014 | 10:55 WIB
Tjatur Rifat Sungkar saat berpose di Mitsubishi Outlander Sport PHEV di Pattaya, Thailand

PATTAYA, KOMPAS.com - Torsi instan dan kombinasi tenaga antara baterai dan mesin, menjadikan mobil berteknologi plug-in hybrid electric vehicle (PHEV), tangguh menghadapi medan-medan berat. Itulah yang ingin ditunjukkan Mitsubishi pada Asia Cross Country Rally 2014, Thailand-Kamboja, 9-15 Agustus 2014, dengan menurunkan Outlander PHEV.

Menurut pereli nasional, Rifat Sungkar, energi baterai dan mesin bersinergi mendukung kinerja mobil, sehingga mobil tidak membutuhkan tanki bahan bakar besar. Selain itu, tenaga listrik akan memberikan dorongan tenaga spontan.

"Teknologi listrik bisa sangat membantu untuk melewati medan-medan yang cukup berat. Jika tenaga pada baterainya nol, mesin akan bekerja dan mengisi ulang baterai sampai penuh. Begitu baterainya penuh, dia akan memprogram supaya mobil ini menggunakan baterai ketika berjalan dengan kecepatan 40-50 km per jam. Setelah jalan pakai baterai, dilanjutkan dengan menggunakan mesin lagi," ujar Rifat.

Biasanya mobil bertenaga listrik itu, lanjut Rifat, kehebatannya ada pada torsi yang instant, seperti kita naik mobil golf atau bom-bom car. Mobil tiba-tiba bergerak kencang kalau digas. Torsi tinggi ditambah mesin, akan menghasilkan tenaga kombinasi yang baik. Karena torsi di putaran bawah menggunakan baterai. Plus, ada sistem gerak 4 roda (4WD).

"Mobil untuk reli Paris-Dakkar, daya tampung tangkinya 500-600 liter. Saya lihat mobil ini ukuran tangkinya biasa. Efisiensi dari penggunaan baterai ini merupakan hal yang positif. Mobil jadi lebih ringan, karena tidak membutuhkan tangki besar. Menurut saya, (Mitsubishi) memperkenalkan teknologi baru untuk kegiatan motorsports. Keunikannya di situ," tuturnya.

Penulis : Tjatur Wiharyo
Editor : Aris F. Harvenda