Jangan Mudik dalam Kondisi Ini!

Minggu, 13 Juli 2014 | 16:30 WIB
Kompas.com Suasana mudik yang sangat padat. Pengendara harus melipatgandakan kewaspadaan.

Jakarta, KompasOtomotif – Mudik bukan cuma travelling jarak jauh untuk bersilaturahmi. Tapi lebih dari itu, perjalanan yang sudah menjadi budaya di Indonesia itu bisa menjadi pertaruhan nyawa bagi siapa saja yang tak berhati-hati. Jutaan orang dengan berbagai karakter akan memenuhi jalan dengan tujuan sama, dan itu meningkatkan potensi celaka berlipat.

Begitulah gambaran yang disampaikan polisi sebagai pesan untuk para calon pemudik tahun ini. Kadiv Dikmas Korlantas Polri Kombes Pol Pujiono menyatakan, pihaknya tak pernah bosan mengingatkan masyarakat setiap tahun untuk waspada dan siap mudik. ”Kalau mudik harus punya 'Tri Siap'. Artinya siap segala sesuatu,” ujarnya (10/7/2014).

Berikut Tri Siap yang dimaksud:
1. Siap menaati perarutan. Pesan yang standar, tapi banyak yang melanggar. Misalnya, serobot kanan-kiri yang membuat kondisi semakin macet, melanggar rambu, bahkan tidak mematuhi arahan polisi di seputar jalur mudik.

2. Siap kondisi fisik. Yang tahu kondisi badan dan kesehatan adalah diri sendiri. Saat itulah pengendara harus jujur pada dirinya sendiri dan tidak memaksa. ”Pusing, gelisah, galau karena diputus pacar atau tidak dapat THR, siapa yang tahu? Kita sendiri,” celetuk Pujiono.

3. Siap kendaraan. Pesan ini juga sering dilontarkan, tapi banyak pula yang tidak menggubris. Pujiono mengingatkan bahwa hal ini krusial. Kendaraan harus prima dengan menyervis atau mengecek terlebih dahulu. Yang dikhawatirkan, jika terdapat masalah, dan berada di tengah jalan yang tidak mendukung.

”Jika tiga siap ini dilaksanakan, Insya Allah aman. Kalau manusia sudah berusaha, apa pun yang terjadi kita serahkan kepada Tuhan,” kata Pujiono.

Saran lain, dirinya juga mewanti-wanti pemudik agar mematuhi perintah petugas di lapangan. ”Yang tahu informasi secara bernjenjang adalah kepolisian, melalui informasi atau pantauan CCTV. Misalnya disuruh ambil jalur kiri atau tengah, patuhi saja. Karena jalur itu bisa saja kosong, atau tidak berhenti total,” ujarnya.

Penulis : Donny Apriliananda
Editor : Aris F. Harvenda