BMW Berhemat hingga Puluhan Triliun Rupiah

Kamis, 19 Juni 2014 | 07:40 WIB
Topspeed BMW i3 Mendarat di AS

Frankfurt, KompasOtomotif - BMW AG memperketat ikat pinggang dalam upaya menghemat biaya operasional perusahaan. Chief Executive Officer, Norbert Reithofer, dikabarkan telah menyewa konsultan dari McKinsey, untuk melakukan penghitungan ulang pengeluaran operasional, dan berharap bisa menghemat sekitar 4 sampai 5,4 miliar dollar AS (Rp 47,6 - 64,2 triliun) per tahun.

Mengutip Manager Magazin, majalah bisnis lokal Jerman, seperti dilansir Reuters (18/6/2014), Reithofer merasa kecewa dengan biaya boros yang dihabiskan MINI dan produksi BMW Seri 1.

Target penghematan perusahaan dilakukan untuk mempertahankan keuntungan BMW, meskipun harus mengeluarkan investasi baru untuk pengembangan teknologi sistem berkendara baru. Ekspansi pabrik juga tetap akan dipertahankan, antara lain di Amerika Serikat, Amerika Latin, dan China. Perusahaan berbasis di Munich ini juga tetap menargetkan rekor penjualan baru.

BMW menargetkan bisa mendongkrak penjualan hingga 2,5 juta unit pada 2016,, dari tahun lalu (2013) 2 juta unit. Perusahaan juga harus menghadapi persaingan ketat dengan rival senegaranya, Audi dan Mercedes-Benz yang mengincar status BMW sebagai mobil premium terlaris di dunia.

Reithofer menargetkan margin keuntungan perusahaan bisa dipertahankan pada level 8-10 persen. Tahun lalu, keuntungan BMW tercatat 9,4 persen.

Bulan lalu, Muenchner Merkur, koran lokal asal Munich, menulis kalau BMW menargetkan memangkas sekitar 100 juta euro, dengan cara mengurangi ongkos tenaga kerja mulai 2015.

Arndt Ellinghorst, Kepala ISI Group (lembaga peneliti otomotif), mengatakan fokus utama BMW adalah mempertahankan keuntungan positif dan level margin sekaligus mencapai rekor penjualan baru. "Ini menjadi bukti kuat kalau BMW tidak mau berada di zona aman," jelas Arndt. Ketika coba dikonfirmasi, pihak BMW belum mau berkomentar.

Penulis : Agung Kurniawan
Editor : Aris F. Harvenda