Ford Serang Kebijakan Jepang Melemahkan Yen

Senin, 10 Februari 2014 | 07:08 WIB
www.thirdage.com Joe Hinrich, Ford

Chicago, KompasOtomotif - Joe Hinrich, Kepala Operasional Ford Amerika Utara dan Selatan menegaskan, menentang kesepakatan perdagangan antar beberapa negara di Asia dan Amerika yang disebut Trans-Pasifik jika tidak menciptakan persamaan hak di pasar Jepang. Ford pada dasarnya mendukung perdagangan bebas global, tetapi jangan menciptakan anak tiri di negara tertentu. 

Joe berbicara di Chicago Economic Club, akhir pekan lalu menyerang kebijakan Jepang yang memanipulasi nilai tukar yen terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Alhasil, produsen Jepang untung banyak dari hasil ekspor ke AS.

"Lapangan kerja di AS dalam risiko besar! Ini masalah besar. Manipulasi nilai tukar merupakan hambatan baru di abad ke-21," jelas Hinrich dikutip Bloomberg (7/2/2014).

Pejabat tinggi Ford menuntut kesepakatan Trans-Pasific Partnership harus detail, terutama kebijakkan nilai tukar satu negara dan keterbukaan pasar. Dewan Kebijakkan Otomotif AS yang mewakili Trio Detroit (General Motors, Ford dan Chrylser) sudah menyusun tuntutan mereka terhadap kerjasama ekonomi itu.

"Ketika Toyota mengatakan, setengah keuntungan perusahaan mereka berasal dari nilai tukar yen yang lemah, berati ini masalah besar," tukas Hinrich.

Pelemahan nilai tukar yen, memberikan keuntungan 2.000 dollar AS (Rp 24,3 juta) untuk setiap mobil Jepang yang dijual di AS. Selama ini Ford mendukung perdagangan bebas di AS, namun perlu diubah seiring bergulirnya kesepakatan trans-Pacific Partnership. Wajib menjamin persamaan hak di setiap negara anggota.

"Ini merupakan pidato yang tepat pada waktu yang pas. Perjanjian perdagangan memuluskan semuanya dan harus adil," komentar Stephanie Brinley, analis senior dari IHS Automotive.

Penulis : Agung Kurniawan
Editor : Zulkifli BJ