Rupiah Terus Melemah, Harga Peugeot Semakin Mahal

Senin, 13 Juli 2015 | 07:18 WIB
Donny Apriliananda Peugeot di IIMS 2013.

Jakarta, KompasOtomotif – Setidaknya sudah dua tahun Astra International - Peugeot (Peugeot Indonesia) terhuyung karena kondisi ekonomi sulit. Nilai tukar rupiah yang tidak stabil memengaruhi harga jual produk, kini tiap model Peugeot seperti lari dari kompetisi asli karena terpaksa "naik kelas".

Chief Executive Officer Peugeot Indonesia, Constantinus Herlijoso, menjelaskan, selama ini bisnis ditopang 100 persen dari suplai unit utuh (CBU) dan secara umum merek "Singa Prancis" ini sebenarnya berada di segmen umum. Namun sejak rupiah terus melemah dibanding dollar Amerika Serikat (AS) dan euro serta ditambah biaya import duty yang meningkat, harga jual model-model Peugeot terkoreksi menjadi lebih mahal.

"Produk sedikit lebih mahal dibanding segmen general, terdorong seolah-olah sebanding dengan merek premium. Padahal kan secara produk tidak. Jadi terpaksa 'naik kelas' dari sisi harga," papar Constantinus di Jakarta, Jumat (10/7/2015).

Menanggapi situasi ekonomi dan otomotif nasional belakangan ini, Constantinus mengatakan lebih sulit buat merek-merek Eropa beradaptasi sebab nilai tukar euro selalu lebih mahal dibanding dollar AS. "Kita paling terasa waktu 2013, karena awal tahun masih Rp 12.000 begitu akhir tahun Rp 15.000, (naik) tiga puluh persen ya 'keselek' di situ," katanya.

Menurut data wholesales Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo), selama 2013 Peugeot Indonesia mampu menjual 270 unit. Lalu seperti membuktikan ucapan Constantinus, total penjualan tersungkur hingga hanya 65 unit pada 2014.

Kini selama lima bulan (Januari - Mei) 2015, baru 23 unit yang beredar di seluruh diler resmi. Meski terasa masih belum baik, Constantinus memprediksi situasi akan lebih menjanjikan pada semester kedua. Peugeot Indonesia masih cukup percaya diri.

Penulis : Febri Ardani Saragih
Editor : Azwar Ferdian