Selama Ini Hyundai Bertahan dengan Efisien

Rabu, 11 Maret 2015 | 13:51 WIB
Donny Apriliananda Hyundai H-1 dengan muka baru.

Jakarta, KompasOtomotif — PT Hyundai Mobil Indonesia (HMI) punya angan merakit lebih banyak unit di dalam negeri. Meski saat ini kondisinya sulit, HMI terus menggodok rencana penambahan model completely knocked down (CKD) dengan induk perusahaan Hyundai Motor Company.

Hyundai memiliki pabrik perakitan di Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat, yang dikelola Hyundai Indonesia Motor. Presiden Direktur HMI Mukiat Sutikno mengungkap, bila beroperasi penuh (dua shift dan menambah pekerja), kapasitas pabrik ini bisa 40.000–45.000 unit per tahun.

Menurut data Gaikindo, ada empat model Hyundai (i10, Tucson, H-1, dan Starex) yang diimpor CKD. Namun, Mukiat mengatakan bahwa model rakitan lokal hanya satu, yaitu MPV H-1. Total produksinya mengambil porsi kecil, cuma 4.800 unit per tahun, padahal untuk kebutuhan pasar domestik dan ekspor ke Thailand. Yang lebih mengejutkan lagi, ternyata permintaan Thailand lebih besar dibanding Indonesia. Sepanjang 2014, H-1 hanya terjual 447 unit di dalam negeri.

"Hyundai dengan satu produk tetap berjalan walaupun skalanya kecil. Fokus kami small but beautifull," ujar Mukiat. Operasi Hyundai di Indonesia bergerak secara efisien. Area ruang pabrik Bekasi yang lowong digunakan sebagai lokasi pre-delivery inspection untuk model CBU dan bengkel perbaikan bodi.

"Sekarang kami baru ada satu produk. Tentu yang utama, kami harus efisien. Maksud efisien, kualitas tidak bisa dinegosiasi, tetapi efisien secara biaya operasional," ungkap Mukiat. Cara ini dikatakan sanggup membuat Hyundai bertahan.

Namun, kenyataan ini berbeda dibanding era awal kedatangan Hyundai ke Indonesia. Salah satu misi Hyundai masuk ke Indonesia adalah menjadi manufaktur besar. Buktinya, model perdana yang meluncur pada 1995, sedan Elantra, merupakan rakitan lokal di pabrik Bekasi.

Selain itu, pada 1996, model subkompak Accent juga diproduksi di Tanah Air. Model ini dipasarkan ulang oleh Citra Mobil Nasional (sebelum menjadi Hyundai Indonesia Motor) sebagai salah satu proyeksi mobil nasional Bimantara Cakra.

Model CKD tambahan

Tahun lalu, penjualan HMI cuma 2.405 unit atau menunduk dari tahun 2013 yang berjumlah 3.869 unit. Pada 2015, HMI mengusung target penjualan 3.000–3.500 unit, dan mengatakan bahwa hal itu bisa dilakukan dengan tetap efisien. HMI punya lima model baru tahun ini, tetapi semuanya berstatus CBU.

HMI masih menunggu respons baik dari HMC. Pasalnya, tambahan model CKD dirasa bisa membantu HMI menatap masa depan lebih terang. Sejak ditangani desainer Peter Schreyer dan Thomas Burkle, mobil–mobil Hyundai semakin modern. Meski begitu, ada kompensasi, yaitu harga semakin mahal seiring kualitas yang membaik. Dengan merakit secara lokal, harga jual Hyundai di pasar Indonesia diharapkan bisa lebih ditekan agar kompetitif.

Penulis : Febri Ardani Saragih
Editor : Azwar Ferdian