Setelah Adaptasi, Pasar Mobil Premium Cenderung Normal

Rabu, 18 Juni 2014 | 15:43 WIB
Febri Ardani Logo di Volkswagen Golf GTI

Jakarta, KompasOtomotif– Andrew Nasuri, CEO Volkswagen Indonesia memaparkan, bisnis mobil premium pada 2014 sedang tertekan gejolak ekonomi, ditambah kondisi politik menjelang penggantian Presiden.  Meski demikian, diyakini pasar akan kembali konstan.

Dampak langsung tertuju pada unit premium yang masih CBU. Dirinya menjelaskan, dari data sejarah selama satu dekade ke belakang, pertumbuhan pasar mobil premium tetap 7-10 persen per tahun. Walau banyak didera masalah, setelah melalui proses adaptasi permintaan pada tahun ini akan kembali normal.

Dikatakan, salah satu faktor terbesar yang memengaruhi, populasi orang berduit yang semakin banyak di dalam negeri. “Perputaran uang tambah banyak, peminat mobil premium juga bertambah. Orang kaya tetap kaya, yang sudah kaya tambah kaya lagi, jadi pasar premium masih ada,” ucap Andrew, selepas peluncuran Audi A8 L, di Jakarta, Rabu (18/6/2014).

Kebijakan
Toleransi pemerintah terhadap pertumbuhan industri otomotif berbuah kebijakan baru, LCGC. Fokusnya “memaksa” manufaktur asing memproduksi mobil di dalam negeri bila ingin mendapatkan insentif pemerintah. Andrew mengatakan kebijakan itu bagus untuk masa depan, regulasi baru PPnBM untuk unit-unit CBU dengan kapasitas mesin di atas 3.000 cc pun, dirasa tidak salah arah.

“Kebijakan untuk fokus ke produksi lokal sudah benar, untuk CBU juga sudah benar. Sekalipun nanti akan ada perubahan kepemimpinan, itu tidak mungkin diganti. Yang bagus untuk Indonesia masa tidak teruskan,” pungkasnya.

Penulis : Febri Ardani Saragih
Editor : Aris F. Harvenda