-

Oesman Sapta: Kita Wajib Menjaga Nasionalisme

Sabtu, 30 April 2016 | 20:39 WIB

Empat pilar MPR RI tengah gencar disosialisasikan sejak dua tahun lalu. Setelah begitu banyak daerah disinggahi, giliran warga Nagari Sulit Air, Kabupaten Solok mendapat siraman semangat kebangsaan tersebut.

Sabtu (30/4), Wakil Ketua MPR RI Oesman Sapta Odang bersama dengan Sesjen MPR Ma'aruf Cahyono, SE, ME dan beberapa anggota MPR mengunjungi nagari di dekat Danau Singkarak tersebut. Selain untuk merayakan HUT Nagari Sulit Air ke-195 juga untuk mensosialisasikan empat pilar.

"Kakek saya adalah seorang kelahiran Sulit Air. Kalau mendengar ceritanya ia diusir Belanda dari nagari ini dan dibuang ke Kalimantan. Akhirnya gugur di tangan penjajah Jepang. Satu hal yang patut diteladani adalah perjuangan membela nasionalisme bisa dilakukan di mana saja," pungkasnya.

Selain itu, berdasarkan catatan sejarah, warga Sulit Air juga berkontribusi besar dalam Perang Paderi. Tidak sedikit yang gugut demi memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Pada era modern ini, Oesman Sapta mengajak warga Sulit Air untuk kembali membangkitkan dan menjaga rasa nasionalisme. Seperti yang dimiliki oleh nenek moyang mereka. Di hadapan ribuan warga yang hadir, pria yang akrab disapa dengan sebutan Oso ini mengajak mereka untuk mencintai dan memahami empat pilar yaitu Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.

"Mari kita merayakan HUT Nagari Sulit Air ini dengan tulus dan ikhlas. Ini bukan ajang berpolitik tapi untuk kepentingan bangsa," kata Oesman. (Adv)


FOKUS MPR
+
Dihadapan delegasi Pondok Pesantren Modern Baitussalam Prambanan, Jawa Tengah, Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mengatakan, para santri memiliki jasa yang sangat besar bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia
Masyarakat Desa Sumoroto, Kecamatan Kauman, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, yang biasanya menonton pertunjukan reog, kali ini pada 28 Oktober 2018, mendapat suguhan pagelaran wayang kulit
Sembilan anggota baru MPR dilantik Ketua MPR
Sistem demokrasi liberal yang berlaku di Indonesia, membuat kesempatan para calon yang memiliki modal finansial lebih besar.
Anggota MPR dari Fraksi PKB, Mohammad Toha,  mengatakan, sebelum UUD Tahun 1945 diamandemen,
Selengkapnya di www.mpr.go.id