Populasi SPKLU Akselerasi Penjualan Mobil Listrik di Eropa - Kompas.com
Jumat, 5 Juli 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Populasi SPKLU Akselerasi Penjualan Mobil Listrik di Eropa

Rabu, 21 Juli 2021 | 09:22 WIB
Ilustrasi charging station mobil listrik Tesla di Norwegia.UK.MOTOR1.com Ilustrasi charging station mobil listrik Tesla di Norwegia.

JAKARTA, KOMPAS.com – Saat ini Eropa menjadi salah satu kawasan dengan pertumbuhan penjualan mobil listrik paling pesat di dunia. Kondisi ini hanya bisa tercapai karena didukung pesatnya pembagunan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) yang tersebar ke seluruh penjuru.

Menurut laporan Asosiasi Produen Mobil Eropa (ACEA) yang dikutip dari laman Ride Apart (20/7/2021), tiga negara Uni Eropa, yakni Belanda, Perancis, dan Jerman memiliki 70 persen dari jumlah SPKLU di Benua Biru.

Tercatat, Belanda memiliki 66.665 titik SPKLU, sementara Perancis 45.751 titik, dan Jerman sebanyak 44.538 titik.

Baca juga: Turun Mulai Rp 8 Jutaan, Ini Harga Daihatsu Rocky di Medan

Kia Niro EVwww.kia.ca Kia Niro EV

Akan tetapi, selain tiga negara itu, terlihat kesenjangan yang sangat jelas. Misalnya untuk negara dengan jumlah SPKLU terbanyak nomor empat, yaitu Italia hanya memiliki 13.073 titik. Adapun Swedia sekitar 10.370 titik.

Sedangkan untuk negara kecil Eropa seperti Malta, Sipurs, Bulgaria, Yunani, Rumania dan Lithuania, bahkan SPKLU-nya tidak sampai 500 titik.

ACEA memaparkan perbedaan jumlah SPKLU ini terkait erat dengan perbedaan kekuata ekonomi di antara anggota Uni Eropa.

Baca juga: Jeep Indonesia Tarik Grand Cherokee yang Terlibat Kecelakaan Fatal

Taiwan rajai industri mobil listrikDok. Pixabay.com Taiwan rajai industri mobil listrik

Berdasarkan perhitungan ACEA, Uni Eropa butuh sekitar 6 juta titik SPKLU untuk mengurangi setengah dari total emisi CO2 secara menyeluruh pada 2030.

Pada 2020, pertumbuhan penjualan kendaraan listrik di Eropa naik 89 persen. Namun dengan infrastruktur yang belum merata, diperkirakan adopsi kendaraan listrik bisa terhambat ke depannya.

Oleh sebab itu, jika ingin mempercepat penjualan kendaraan listrik, perlu ada investasi infrastruktur, khususnya bagi negara-negara kecil yang paling membutuhkan.

Penulis: Dio Dananjaya
Editor : Agung Kurniawan