Naik Bus yang Kencang, Bukan Pilihan Utama - Kompas.com
Jumat, 5 Juli 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Naik Bus yang Kencang, Bukan Pilihan Utama

Senin, 19 Juli 2021 | 11:22 WIB
Bus AKAP Murni Jayamurnijayalovers Bus AKAP Murni Jaya

JAKARTA, KOMPAS.com – Kondisi infrastruktur jalan tol di Indonesia bisa dibilang sudah cukup baik, apalagi di Pulau Jawa. Terbentang Jalan Tol Trans Jawa yang sangat membantu mengurangi waktu tempuh perjalanan.

Hal ini juga dimanfaatkan oleh operator bus AKAP. Waktu tempuh perjalanan bus jadi lebih singkat dengan adanya jalan tol. Selain itu, bus-bus yang ada di jalan tol juga kerap memacu kendaraannya sampai kecepatan maksimal.

Tentu saja bus yang cepat dapat mempersingkat waktu perjalanan, namun ada juga kekurangan dari bus yang sering mengebut. Anggota Forum Bismania Indonesia Dimas Raditya mengatakan, bus kencang zaman jalur Pantai Utara dan jalan tol sangat berbeda rasanya.

Baca juga: Ini Syarat Perjalanan ke Luar Kota Saat Libur Idul Adha

Bus AKAP PO 27 Trans JavaINSTAGRAM/27TRANS Bus AKAP PO 27 Trans Java

“Kalau sekarang, era Tol Trans Jawa sudah enggak se-asik dulu (era Pantura). Sekarang lebih mending bus konstan dan on time saja,” ucap Dimas kepada Kompas.com, Minggu (18/7/2021).

Dimas mengatakan, bus yang cepat di jalan tol kerap sampai tujuan terlalu cepat. Misalnya bus biasa sampai tujuan jam 5 pagi, ini sudah sampai lebih cepat dari itu, sehingga kerap sulit mencari kendaraan umum untuk melanjutkan perjalanan dari terminal.

Baca juga: Bus Single Glass Tren Lagi, Apa Kelebihannya?

Selain itu juga ada rasa khawatir dari penumpang ketika bus yang dinaiki terlalu mengebut atau ugal-ugalan. Hariyadi, pengemudi bus AKAP PO Raya mengatakan, pengemudi bus yang baik itu tetap mengutamakan kenyamanan penumpang.

“Pengemudi yang andal itu membuat penumpang nyaman dan mengantar sampai tujuan dengan selamat. Jadi yang kencang sama yang enggak, paling selisih waktu perjalanannya beda sedikit, enggak sampai setengah jam,” kata Hariyadi.

Penulis: Muhammad Fathan Radityasani
Editor : Agung Kurniawan