Efek Samping Kehadiran Layanan Bus Berbasis Buy The Service - Kompas.com
Senin, 8 Juli 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Efek Samping Kehadiran Layanan Bus Berbasis Buy The Service

Selasa, 13 Juli 2021 | 11:32 WIB
Menhub Budi Karya Sumadi bersama Gubernur Sumut Edy Rahmayadi melepas bus angkutan massal BTS dari Terminal Terpadu Tipe A - Amplas, Kota Medan, Minggu (8/11/2020)KOMPAS.COM/MEI LEANDHA ROSYANTI Menhub Budi Karya Sumadi bersama Gubernur Sumut Edy Rahmayadi melepas bus angkutan massal BTS dari Terminal Terpadu Tipe A - Amplas, Kota Medan, Minggu (8/11/2020)

JAKARTA, KOMPAS.com - Hadirnya layanan transportasi umum berbasis Buy The Service (BTS) oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub), ternyata memiliki dampak lain.

Tak sekadar memberikan layanan angkutan umum yang lebih baik, namun juga ikut berperang membangkitkan bisnis transportasi di daerah, khususnya pada masa pandemi Covid-19.

Bahkan menurut Direktur Angkutan Jalan Ditjen Hubdat Ahmad Yani, hadirnya program BTS dengan nama Teman Bus juga membuka peluang lapangan kerja baru.

"BTS memberikan dampak ke beragam sektor. Selain bisnis dan pelayanan bagi masyarakat terutama pengguna moda transportasi umum, sejak hadirnya Teman Bus juga menciptakan lapangan kerja, karena dalam operasional juga dibutuhkan tenaga-tenaga baru juga," ujar Yani saat dihubungi Kompas.com, Senin (12/7/2021).

Baca juga: Mulai Juni Bus BTS Beroperasi di Bogor, Ini Rutenya

Teman Bus telah diluncurkan di 5 kota di Indonesia.infopublik.id Teman Bus telah diluncurkan di 5 kota di Indonesia.

Lebih lanjut Yani menjelaskan, sejak bergulir dari 2020 lalu, program BTS yang dilakukan dengan membeli layanan angkutan massal perkotaan kepada operator secara lelang berbasis standar pelayanan minimal (SPM), sudah membuka lapangan kerja yang cukup signifikan.

Cakupannya beragam, mulai dari operasional di lapangan yang meliputi sopir, tenaga ahli, staf, sampai para pekerja pada bidang teknisi.

"Untuk lapangan kerja sudah lumayan. Dari beberapa kota yang berjalan bila diakumulasi untuk pengemudinya saja sudah 400, lalu dikali dua sudah 800 pengemudi. Belum ditambah staf dan teknis untuk perawatan, mungkin lebih dari 1.000 pekerja sudah ada," ucap Yani.

Tentu jumlah tersebut juga akan bertambah seiring dengan jangkauan program BTS melalui Teman Bus yang akan terus dijalankan. Contohnya pada dua kota yang jadi target pada tahun ini, yakni Bandung dan Surabaya.

Layanan Buy the Service di BaliDjoko Setijowarno Layanan Buy the Service di Bali

Dari segi bisnis, sebelumnya pengamat transportasi Djoko Setijowarno menjelaskan, kehadiran BTS berperan penting terutama pada masa pendemi Covid-19 karena terimbas cukup parah, bahkan mendekati titik nadir.

Baca juga: Mengenal Teman Bus, Angkutan Massal Perkotaan Berbasis BTS

Adanya kebijakan pembatasan mobilitas dan penumpang, membuat bisnis angkutan umum di perkotaan babak belur. Belum lagi ditambah dengan kepercayaan masyarakat yang juga menurut dalam menggunakan transportasi karena Covid-19.

Karena itu, untuk meningkatkan kinerja angkutan umum salah satu caranya dengan kehadiran pemerintah guna membeli layanan yang kemudian merencanakan kembali sebuah angkutan massal yang aman, nyaman, handal, diiringi kebijakan untuk menekan penggunaan kendaraan pribadi.

Ilustrasi sopir mengendarai armada Teman Bus di Palembang.tribunnews.com Ilustrasi sopir mengendarai armada Teman Bus di Palembang.

"Untuk membangkitkan bisnis transportasi umum di daerah, pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub mengeluarkan program BTS. Adanya program ini cukup menghibur para pengusaha transportasi umum di daerah yang kondisinya terpuruk," ucap Djoko.

Editor : Stanly Ravel