Jangan Terlalu Sering, Pahami Dampak Isi Radiator Pakai Air Biasa - Kompas.com
Rabu, 17 Juli 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Jangan Terlalu Sering, Pahami Dampak Isi Radiator Pakai Air Biasa

Minggu, 11 April 2021 | 18:26 WIB
Ilustrasi radiator pada sepeda motorIstimewa Ilustrasi radiator pada sepeda motor

JAKARTA, KOMPAS.com - Dewasa ini masih banyak pemilik kendaraan bermotor yang melakukan pengisian radiator menggunakan air keran, khususnya pada mobil. Hal tersebut dikarenakan lebih praktis dan hemat biaya.

Padahal pabrikan sudah menganjurkan untuk mengisi radiator dengan menggunakan cairan khusus atau coolant. Sehingga, proses pendinginan suhu di dalam mesin optimal.

Lantas, bagaimana dampaknya jika mobil terlalu sering mengisi radiator dengan air keran?

Baca juga: Larangan Mudik Tidak Berpengaruh pada Penjualan Mobil Bekas

Ilustrasi reservoir air radiatorautoguru.com.au Ilustrasi reservoir air radiator

Dijelaskan oleh Kepala Bengkel Auto2000 Bekasi Barat, Sapta Agung Nugraha, efek buruk prilaku ini sebenarnya tidak langsung bisa dilihat karena bersifat jangka panjang.

Tetapi, bila melihat fungsinya, radiator itu berkerja menyalurkan cairan lewat sirkulasi ke dalam sistem dengan menggunakan pompa. Cairan tersebut akan mengalir ke dalam jalur di sekitar silinder blok mesin dan kembali lagi ke thermostat.

"Air biasa tidak bisa semaksimal coolant untuk mendinginkan suhu mesin, karena cairan khusus itu dirancang dengan berbagai bahan tambahan, sehingga sanggup menjaga suhu ruang bakar," ujar Sapta, kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Baca juga: Marak Aksi Kebut-kebutan di Jalan Raya, Ingat Aturan Hukumnya

Kondisi radiator yang mengalami kerusakan pada bagian pipa kapilernyaAri Purnomo Kondisi radiator yang mengalami kerusakan pada bagian pipa kapilernya

Selain itu, coolant juga mampu untuk menahan korosi di dalam saluran radiator hingga water jacket di dalam mesin.

Dengan menggunakan coolant juga bisa meminimalisasi terjadinya endapan yang bisa berpotensi buntu dibandingkan dengan air biasa.

"Sehingga, jangan terlalu sering menggunakan air biasa pada radiator. Cukup jadi pilihan bila terdesak saja, bukan yang utama," kata dia.

Penulis: Ruly Kurniawan
Editor : Aditya Maulana