Adiputro Menciptakan Konsep New Normal Bus - Kompas.com
Senin, 8 Juli 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Adiputro Menciptakan Konsep New Normal Bus

Kamis, 20 Agustus 2020 | 09:22 WIB
Partisi antar penumpanginstagram/ilesbus Partisi antar penumpang

JAKARTA, KOMPAS.com – Tren bus dengan konfigurasi 1-1-1 atau biasa dikenal dengan social distancing bus sudah dilakukan oleh beberapa karoseri seperti Laksana, Tentrem, dan Trisakti. Sekarang, Adiputro juga meluncurkan konsep yang serupa.

Konsep yang dimiliki oleh Adiputro dinamai New Normal Bus. Secara umum, konfigurasi kursi yang diterapkan sama dengan karoseri lain, yaitu 1-1-1. Namun bedanya, pada setiap bangku diberikan penyekat dari mika bening.

Posisi bangku penumpang di kabin dapat disusun sesuai dengan protokol kesehatan, yaitu dengan adanya jarak antar penumpang. Selain itu, adanya mika bening di antar bangku diharapkan dapat memberikan kenyamanan dan keamanan lebih.

Baca juga: Antisipasi Jasa Marga Hadapi Lonjakan Lalu Lintas pada 1 Muharam

 

Bisa dikatakan, bus buatan Adiputro pertama yang menerapkan konfigurasi bangku 1-1-1 yaitu bus pariwisata PO Surya Putra. Ubahan yang dilakukan hanya sekadar mengganti konfigurasi bangkunya saja.

Lalu nampaknya Adiputro memberikan pilihan bagi yang ingin menambahkan mika bening pada setiap bangkunya. Mika bening yang dipasang nampaknya disambung dengan rangka kursi dan dipasang pada sisi kanan, kiri, dan belakang.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Nitrogen Pantang Dicampur dengan Udara pada Ban?

Perlu diingat, adanya penambahan mika bening ini perlu dilakukan adaptasi pada penumpang. Seperti yang dikatakan Anggota Forum Bismania Indonesia, Dimas Raditya. Dimas mengatakan, ruang gerak penumpang jadi terbatas karena adanya sekat ini.

“Pasti penumpang belum terbiasa. Selain itu, kepala juga bisa terbentur dengan partisi jika sedang tidur lalu bus melakukan manuver,” kata Dimas kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Penulis: Muhammad Fathan Radityasani
Editor : Agung Kurniawan