Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..
JAKARTA, KOMPAS.com - Merasa dimensi kendaraannya kecil, tak sedikit pengendara sepeda motor jadi serampangan saat mendahului kendaraan lain, baik mobil bus dan truk, hingga motor lain.
Dorongan itu biasanya makin tinggi jika sedang berkendara bersama-sama. Pemotor kebut-kebutan dan menyalip dengan segala cara agar bisa mengikuti rekan atau berada di depan.
Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana, mengatakan, hal pertama dalam etika menyalip di jalan ialah tahu mengenai rambu dan marka jalan.
Baca juga: Mengenal Beragam Fungsi Bagasi yang Ada di Kabin Bus
pemotor yang menyalip kendaraan
Padahal ada rambu dan marka yang melarang pengendara menyalip kendaraan lain, yaitu marka garis tidak putus di jalan, menyalip di terowongan, di jembatan dan jalanan curam.
“Semua pengguna jalan harus mematuhi rambu-rambu yang memberitahukan batas marka, kecepatan dan adanya tikungan di depan dan lain-lain, karena hal ini yang memandu pengendara agar lebih selamat,” katanya kepada Kompas.com, belum lama ini.
Selain soal marka, Sonny mengatakan hindari menyalip di tikungan dan di persimpangan. Dua tempat ini merupakan salah satu penyumbang jumlah kecelakaan tertingi sepeda motor.
Baca juga: Mengenal Bus Engkel, Bus Kecil dengan Sasis Truk
Puluhan pengendara sepeda motor dari arah Cipulir, Kebayoran Lama melintas menuju Ciledug, Tangerang, dengan melawan arus. Pantauan Kompas.com di lokasi, di Jalan Sakti Raya, Pesanggrahan tepatnya di Gerbang Tol Ciledug 1, puluhan pemotor tersebut berupaya untuk melawan arah agar bisa menuju arah Ciledug lebih cepat, Selasa (27/11/2018).
"Pengguna jalan sebaiknya menghilangkan ego untuk segera cepat sampai tempat tujuan, ingat keselamatan saat berkendara adalah prioritas,” katanya.
Hal lain tak kalah penting ialah menyalip dari sebelah kiri, kemudian menyalip hanya mengandalkan perasaan. Dalam arti menyalip saat posisi penglihatan masih terhalang.
"Jangan semua dikira-kira. Biasanya biker hanya menggunakan insting. Merasa kendaraannya ramping, tapi bukan berarti semua kondisi muat dan pas dengan lebar motor. Tidak boleh memaksakan diri," katanya.
Penulis | : Gilang Satria |
Editor | : Aditya Maulana |