Mitos atau Fakta, BBM Oktan Tinggi Bisa Dongkrak Performa Kendaraan? - Kompas.com
Senin, 8 Juli 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Mitos atau Fakta, BBM Oktan Tinggi Bisa Dongkrak Performa Kendaraan?

Senin, 20 Juli 2020 | 14:41 WIB
Petugas SPBU Shell mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis Shell V-Power ke mobil BMW 520i Luxury saat acara flag-off dari BMW Driving Experience di SPBU Shell, Jalan Gatot Subroto, Menteng Dalam, Jakarta, Senin (12/3/2018). Program BMW Driving Experience merupakan kegiatan untuk menempuh lima kota besar sejauh 900 kilometer dengan mengendarai BMW Seri 5, salah satunya BMW 520i Luxury yang memiliki mesin 4-silinder BMW TwinPower Turbo serta memakai bahan bakar berkualitas.KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Petugas SPBU Shell mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis Shell V-Power ke mobil BMW 520i Luxury saat acara flag-off dari BMW Driving Experience di SPBU Shell, Jalan Gatot Subroto, Menteng Dalam, Jakarta, Senin (12/3/2018). Program BMW Driving Experience merupakan kegiatan untuk menempuh lima kota besar sejauh 900 kilometer dengan mengendarai BMW Seri 5, salah satunya BMW 520i Luxury yang memiliki mesin 4-silinder BMW TwinPower Turbo serta memakai bahan bakar berkualitas.

JAKARTA, KOMPAS.com - Penggunaan bahan bakar minyak (BBM) atau bensin untuk kendaraan memang harus disesuaikan dengan spesifikasi mesinnya.

Biasanya, setiap pabrikan sudah memberikan rekomendasi bahan bakar dengan nilai oktan yang sesuai untuk kendaraannya, baik sepeda motor maupun mobil.

Akan tetapi, tidak sedikit pemilik kendaraan yang berinisiatif untuk mengganti jenis bensin dengan nilai oktan yang lebih tinggi.

Banyak yang percaya, dengan menggunakan BBM dengan oktan lebih tinggi maka pembakaran juga akan lebih bagus.

Baca juga: Jangan Gegabah, Oli Dicampur Pisang Bisa Bikin Mesin Jadi Rusak

Jika pembakaran lebih bagus maka performa mesin pun juga akan lebih meningkat dibandingkan menggunakan bensin yang biasanya.

Padahal, anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. Sebaliknya, menggunakan bensin dengan oktan terlalu tinggi bisa berdampak buruk bagi mesin kendaraan.

Petugas melayani pembeli bahan bakar minyak jenis baru, Pertalite, di SPBU Abdul Muis, Jakarta Pusat, Jumat (24/7/2015). PT Pertamina (Persero) hari ini mulai menjual Pertalite dengan oktan 90 kepada konsumen dengan harga Rp 8.400 per liter.KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Petugas melayani pembeli bahan bakar minyak jenis baru, Pertalite, di SPBU Abdul Muis, Jakarta Pusat, Jumat (24/7/2015). PT Pertamina (Persero) hari ini mulai menjual Pertalite dengan oktan 90 kepada konsumen dengan harga Rp 8.400 per liter.

Kepala Bengkel Auto2000 Cilandak Suparna menjelaskan, penggunaan bensin dengan oktan lebih tinggi dari yang direkomendasikan akan menimbulkan efek pada mesin.

“Menggunakan bensin harus sesuai, jangan lebih rendah atau pun lebih tinggi karena akan ada efeknya untuk mesin,” ujarnya kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

Suparna menambahkan, menggunakan bensin dengan oktan yang lebih tinggi sama akan membuat pembakaran mesin menjadi tidak sempurna.

Baca juga: Alasan Kenapa Knalpot Mobil Keluar Air di Pagi Hari

“Kalau mesin dipaksa pakai oktan yang terlalu tinggi juga akan menyebabkan pembakaran tidak sempurna. Harusnya BBM sudah terbakar maksimal 5 derajat setelah TMA tapi ini belum terbakar,” ucapnya.

Suparna juga mengatakan, bensin yang oktannya terlalu tinggi proses terbakarnya juga lebih lama.

Semakin banyak orang yang menggunakan bensin non subsidi.Kontan/Muradi Semakin banyak orang yang menggunakan bensin non subsidi.

Dia mencontohkan, BBM dengan oktan rendah sama halnya membakar kapas akan lebih mudah terbakar.

“Oktan lebih tinggi seperti membakar tisu agak lama, sedangkan yang paling tinggi itu seperti membakar kayu jadi lama terbakarnya,” tuturnya.

Dengan gambaran tersebut, maka saat kendaraan menggunakan bensin yang oktannya lebih tinggi pembakaran yang terjadi juga tidak sesuai dengan kompresinya.

Kondisi ini pun membuat tenaga yang dihasilkan juga tidak akan sempurna seperti saat menggunakan bensin yang sesuai.

Baca juga: Air Buangan AC Bagus untuk Radiator, Mitos atau Fakta?

“Jadi kalau oktannya terlalu tinggi tenaga maksimal yang dihasilkan tidak di 5 derajat, tapi bisa 10 derajat setelah TMA tenaganya sudah ngedrop banget. Karena pembakaran yang tidak sempurna maka kurang tenaga dan boros,” katanya.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Dealer Technical Support Dept Head PT Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi.

Didi menambahkan, kendaraan yang menggunakan bahan bakar tidak sesuai dengan rekomendasi pabrikan akan menimbulkan dampak buruk pada mesin.

Ilustrasi SPBU Pertamina. 
KOMPAS/HERU SRI KUMORO Ilustrasi SPBU Pertamina.
Kondisi kepala silinder rusakfsae.com Kondisi kepala silinder rusak

"Adanya penimbunan kerak karbon di ruang bakar, karena tidak terbakar dengan sempurna. Sehingga mengakibatkan mesin mengelitik," ujar Didi.

Maka dari itu, pemilik kendaraan juga harus menyesuaikan kompresi dengan oktan bahan bakar yang digunakan.

Baca juga: Ini yang Perlu Diperhatikan Saat Ngecas Ponsel di Power Output Mobil

Nilai Oktan / RON - Rasio Kompresi Ideal Penggunaan:
RON 88 - 7-9 : 1
RON 90 - 9-10 : 1
RON 92 - 10-11 : 1
RON 95 - 11-12 : 1

Penulis: Ari Purnomo
Editor : Aditya Maulana