Ini Penyebab Harga Honda Super Cub C125 Melonjak di Februari 2020 - Kompas.com
Senin, 8 Juli 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Ini Penyebab Harga Honda Super Cub C125 Melonjak di Februari 2020

Selasa, 11 Februari 2020 | 13:42 WIB
Honda Super Cub C125 mengantungi 37 surat pemesanan di Telkomsel IIMS 2019.KOMPAS.com/Gilang Honda Super Cub C125 mengantungi 37 surat pemesanan di Telkomsel IIMS 2019.


JAKARTA, KOMPAS.com - Per Februari 2020 banderol Honda Super Cub C125 tercatat Rp 64.216.000. Mengalami kenaikan Rp 4 juta dari bulan sebelumnya dengan harga Rp 60.187.000.

Kenaikan pada Februari ini cukup signifikan, karena masuk tahun baru yakni Januari 2020 harga Super Cub C125 sudah direvisi. Adapun banderol Desember 2019 masih Rp 59.271.000.

Baca juga: Harga Honda Super Cub C125 Tembus Rp 64 Juta

Ahmad Muhibuddin, General Manager Corporate Comunications PT Astra Honda Motor (AHM), mengatakan, kenaikan harga tersebut menyesuaikan nilai tukar rupiah terhadap Baht Thailand.

"Kenaikan tersebut karena ada faktor penguatan kurs Baht dan karena kenaikan pajak kendaraan bermotor," kata Muhib kepada Kompas.com, Selasa (11/2/2020).

Honda Super Cub C125 di GIIAS 2018STANLY RAVEL Honda Super Cub C125 di GIIAS 2018

Meski begitu Muhib enggan merinci soal kenaikan pajak yang menyebabkan harga Super Cub C125 makin mahal. Dia hanya mengatakan inden bebek legendaris ini cukup banyak.

"Indennya cukup banyak dan baru bisa ada delivery sekitar kuartal tiga (paling cepat Juli) 2020," katanya.

Baca juga: Januari 2020, Honda dan Yamaha Kerek Harga Motor Bebek

Honda Super Cub C125 pertama kali meluncur di ajang GIIAS 2018 lalu. Waktu itu bebek reinkarnasi dari C125 itu dibanderol Rp 55 juta on the road (OTR) Jakarta. Tak disangka peninatnya pun membludak.

Pemesan harus menunggu lama agar motor sampai ke garasi. Sejalan dengan ikut banderolnya pun ikut meningkat. Karena hitungan kasarnya harga Super Cub C125 naik hampir Rp 10 juta dalam kurun dua tahun.

Penulis: Gilang Satria
Editor : Agung Kurniawan