TikTok Dituduh Kirim Data Pengguna ke China - Kompas.com
Minggu, 7 Juli 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

TikTok Dituduh Kirim Data Pengguna ke China

Kamis, 5 Desember 2019 | 08:59 WIB
Aplikasi TikTokIst Aplikasi TikTok

KOMPAS.com -TikTok tersandung masalah hukum. Aplikasi berbagi video pendek ini mendapat gugatan class action dari seorang pengguna di Amerika Serikat.

Misty Hong, seorang mahasiswa yang bermukim di wilayah Palo Alto, California, Amerika Serikat menuduh TikTok telah melakukan pelanggaran privasi. Menurut Misty, TikTok secara diam-diam telah mengirimkan data pengguna ke China.

Berdasarkan dokumen gugatan yang diajukan, Misty mengaku mengunduh aplikasi TikTok sekitar bulan Maret atau April lalu. Namun ia mengatakan bahwa dirinya tidak pernah membuat akun TikTok tersebut.

Beberapa bulan kemudian, ia menemukan bahwa TikTok telah membuatkan akun dirinya tanpa sepengetahuan dan konfirmasi dari Misty.

Ia pun geram. Sebab, pada akun tersebut terdapat informasi pribadi miliknya termasuk informasi biometrik seperti hasil scan wajah dalam sebuah video yang tidak pernah ia posting.

"Sama ketika mereka menggunakan aplikasi Musical.ly dan TikTok, secara diam-diam mereka memanfaatkan informasi pribadi tersebut dalam jumlah yang besar," tutur Misty.

Menurut catatan, TikTok mentransfer data penggunanya ke dua server di China yakni bugly.qq.com dan umeng.com pada April 2019.

Baca juga: Tahun Ini TikTok Lebih Banyak Diunduh Dibanding Facebook dan Instagram

Data yang dikirimkan termasuk informasi tentang perangkat pengguna dan informasi riwayat halaman web yang dikunjungi oleh para pengguna Tiktok.

Server Bugly.qq dimiliki oleh Tencent yang tak lain merupakan perusahaan software terbesar di China. Sementara Umeng,com adalah bagian dari raksasa e-commerce China, Alibaba Group.

Dalam dokumen gugatan itu disebutkan juga bahwa ada sejumlah kode yang turut tertanam di dalam TikTok. Salah satunya adalah kode dari Ixegin, sebuah layanan iklan di China.

Menurut peneliti, kode itu memungkinkan pengembang untuk menginstal spyware pada ponsel pengguna.

Baca juga: Ini Dia Smartphone Pertama Bikinan TikTok

Kendati demikian TikTok tidak ambil pusing dengan tuduhan tersebut. TikTok pun membela diri, pihaknya menyatakan bahwa Tiktok menyimpan semua data para pengguna di wilayah AS masih disimpan di Amerika Serikat dengan data cadangan di Singapura.

Dihimpun KompasTekno dari The Daily Beast, Kamis (5/12/2019) sebelumnya, TikTok juga saat ini tengah mendapat perhatian dari pemerintah AS. TikTok dianggap bisa mengancam keamanan nasional khususnya terkait penyimpanan data pengguna.

Penulis: Putri Zakia Salsabila
Editor : Yudha Pratomo
Sumber: The Daily Beast