Anggaran Minim, Kemampuan Tempur Militer Jerman Menurun - Kompas.com
Sabtu, 6 Juli 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Anggaran Minim, Kemampuan Tempur Militer Jerman Menurun

Rabu, 21 Februari 2018 | 18:05 WIB
Serdadu Bundeswehr, atau Angkatan Bersenjata Jerman, mendapat pengarahan dalam Operasi Darat 2017 di kamp militer di Munster, utara Jerman. (13/10/2017)PATRIK STOLLARZ/AFP Serdadu Bundeswehr, atau Angkatan Bersenjata Jerman, mendapat pengarahan dalam Operasi Darat 2017 di kamp militer di Munster, utara Jerman. (13/10/2017)

BERLIN, KOMPAS.com —  Pada masa lalu, angkatan bersenjata Jerman termasuk militer paling disegani di seluruh dunia. Namun, kini kondisi sebaliknya tengah dialami militer Jerman.

Seorang mantan anggota parlemen Jerman menilai, pengurangan persenjataan dan peralatan membuat kemampuan negeri itu memenuhi komitmen untuk NATO diragukan.

"Militer Jerman tidak diperlengkapi untuk memenuhi tugas dan kewajibannya," kata Hans-Peter Bartels, yang ditunjuk parlemen Jerman untuk mewakili kepentingan militer.

Dia memperingatkan, kesiapan militer Jerman untuk melakukan operasi tempur amat rendah dan kemampuan negeri itu bertugas di garis depan NATO tahun depan dipertanyakan.

Baca juga: Berpuasa dalam Balutan Seragam Militer Jerman

Laporan tahunan yang disampaikan Bartels menunjukkan, hanya 95 dari 244 tank Leopard yang layak dioperasikan karena buruknya perawatan.

Hingga akhir tahun lalu, masih menurut laporan Bartels, tak satu pun dari enam kapal selam AL Jerman bisa dioperasikan.

Sementara dari 15 kapal fregat yang dimiliki AL Jerman, hanya sembilan yang masih layak beroperasi.

Di sektor pertahanan udara, tak satu pun dari pesawat angkut A400M milik AU Jerman atau Luftwaffe layak terbang.

Karena itu, militer Jerman harus menyewa pesawat untuk memulangkan para prajurit yang bertugas di berbagai front.

Dari sisi sumber daya manusia, militer Jerman juga mengalami kemunduran. Sebanyak 21.000 posisi perwira saat ini kosong.

Padahal, tahun depan Jerman seharusnya mengambil alih kepemimpinan pasukan komando gugus tugas (VJTF) yang bertugas menangkal agresi Rusia terhadap Eropa.

Akibat berbagai masalah ini, Bertels mempertanyakan kesiapan Jerman untuk mengambil alih tugas mahaberat tersebut.

Bertels memaparkan, batalion tank Jerman yang harus mengambil alih komando gugus tugas hanya memiliki sembilan unit tank yang layak beroperasi.

Selain itu, hanya enam dari 30 batalyon logistik Jerman yang memiliki peralatan lengkap dan hanya 30 persen perlengkapan militer yang bisa dioperasikan.

Laporan Bertels itu muncul sehari setelah sebuah informasi soal militer Jerman yang tak memiliki perlengkapan musim dingin yang layak bocor ke publik.

Lewat laporan itu, Bertels menuding menurunnya kesiapan tempur militer Jerman itu adalah akibat pemangkasan anggaran pertahanan yang dilakukan pemerintahan Kanselir Angela Merkel.

Baca juga: 75 Tahun Lalu, Militer Jerman Kejutkan Dunia dengan Blitzkrieg

Bertels menambahkan, anggaran pertahanan sebesar 38,5 miliar euro atau sekitar Rp 645 triliun itu terlalu rendah bagi negara sekelas Jerman.

Laporan Bertels ini juga dianggap sebagai serangan langsung terhadap Menteri Pertahanan Ursula von der Leyen yang dikabarkan tak disukai para tentara.

Penulis: Ervan Hardoko
Editor : Ervan Hardoko
Sumber: Telegraph