Pengampunan terhadap Diktator Peru Picu Aksi Protes Massal - Kompas.com
Sabtu, 6 Juli 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Pengampunan terhadap Diktator Peru Picu Aksi Protes Massal

Rabu, 27 Desember 2017 | 11:31 WIB
Aksi protes membanjiri kawasan Lima, Peru, setelah diktator Alberto Fujimori mendapatkan pengampunan dari pemerintah. (Deutsche Welle) Aksi protes membanjiri kawasan Lima, Peru, setelah diktator Alberto Fujimori mendapatkan pengampunan dari pemerintah. (Deutsche Welle)


LIMA, KOMPAS.com - Presiden Peru Pablo Kuczynski memberikan pengampunan kepada bekas diktator Alberto Fujimori dan tujuh tahanan lainnya pada hari Minggu (24/12/2017) dengan alasan kemanusiaan.

Mantan presiden Peru Alberto Fujimori sejak beberapa waktu terakhir mendapat perawatan intensif karena kondisi kesehatannya memburuk.

Tindakan pengampunan terhadap Fujimori memicu aksi protes luas di ibukota Lima, Peru, sejak Senin (25/12/2017). Ribuan orang berdemonstrasi menentang pengampunan itu. Selama kampanye pemilu presiden, Kucynski memang pernah berjanji tidak akan membebaskan Fujimori.

Baca juga : Peru Kembali Usir Dua Duta Besar Korea Utara

"Fujimori, pembunuh dan pencuri, tidak untuk pengampunan!" itulah slogan-slogan yang dibawa para pemrotes sambil membawa bendera raksasa Peru, seperti dilansir dari Deutsche Welle.

"Kami berada di sini sebagai saudara untuk menolak pengampunan ilegal ini, karena tidak sesuai dengan beratnya kejahatan," kata Gisella Ortiz, perwakilan dari sekelompok keluarga korban dari rejim Fujimori, kepada wartawan.

Alasan kesehatan

Polisi anti-huruhara dalam jumlah besar dikerahkan di jalan-jalan utama Lima untuk menghadang demonstran yang ingin merangsek ke klinik di mana Fujimori dirawat. Polisi menembakkan tabung gas air mata dan membangun barikade untuk membubarkan kumpulan demonstran.

Baca juga : Sejumlah Gadis Peru Menikahi Pohon, Apa yang Terjadi?

Hari Senin malam (25/12/2017), Kuczynski membela keputusannya untuk memaafkan Fujimori.

"Saya yakin bahwa orang-orang yang merasa demokratis seharusnya tidak membiarkan Alberto Fujimori meninggal di penjara, karena keadilan bukanlah balas dendam," kata Kuczynski.

"Ini tentang kesehatan dan kemungkinan hidup mantan presiden Peru, setelah melakukan ekses dan kesalahan berat, sudah dijatuhi hukuman dan telah menjalaninya selama 12 tahun di penjara", katanya.

Aksi protes sempat merebak menjadi kerusuhan setelah satuan anti-huruhara dikerahkan. (Deutsche Welle) Aksi protes sempat merebak menjadi kerusuhan setelah satuan anti-huruhara dikerahkan. (Deutsche Welle)

Memerintah dengan kejam

Kuczynski sebelumnya mengatakan, keputusannya memberikan pengampunan diambil setelah evaluasi medis yang menyatakan Fujimori menderita penyakit progresif dan tidak dapat disembuhkan. Kondisi di penjara merupakan risiko serius bagi nyawa Fujimori.

Alberto Fujimori (79) dipindahkan dari selnya ke sebuah klinik pada Sabtu (23/12/2017) karena tekanan darah rendah dan detak jantung yang tidak teratur.

"Dia tetap dalam perawatan intensif, kondisinya menguntungkan tapi tes lainnya diperlukan," kata dokter Alejandro Aguinaga yang bekerja di klinik itu.

Baca juga : Kisruh Sepak Bola Peru Bisa Bikin Italia Lolos ke Piala Dunia 2018

Fujimori telah dirawat di rumah sakit pada beberapa kesempatan sebelumnya, terakhir pada bulan September, dan memiliki masalah jantung, punggung dan perut serta beberapa operasi untuk menghilangkan pertumbuhan kanker dari lidahnya.

Mantan presiden Peru itu telah menghabiskan lebih dari satu dekade dipenjara karena dengan kejam menindak saingan politik.

Dia juga dituduh melakukan korupsi. Meskipun begitu, Fujimori tetap memiliki tingkat popularitas di Peru karena telah mengalahkan gerilyawan sayap kiri dan menstabilkan ekonomi setelah masa krisis.

Editor : Veronika Yasinta
Sumber: Deutsche Welle