Salip Anjing, Kucing Jadi Hewan Peliharaan Favorit di Jepang - Kompas.com
Selasa, 9 Juli 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Salip Anjing, Kucing Jadi Hewan Peliharaan Favorit di Jepang

Selasa, 26 Desember 2017 | 10:45 WIB
Seekor anjing melihat kucing yang duduk di dalam Miagola Cafe di Turin, pada 22 Maret 2014. (AFP/Marco Bertorello)Marco Bertorello Seekor anjing melihat kucing yang duduk di dalam Miagola Cafe di Turin, pada 22 Maret 2014. (AFP/Marco Bertorello)


TOKYO, KOMPAS.com — Kucing menyalip anjing tahun ini untuk pertama kalinya sejak survei tahunan dimulai pada 1994. Kini, kucing jadi hewan peliharaan yang digemari masyarakat Jepang.

Penuaan populasi dan biaya pemeliharaan anjing yang lebih mahal menjadi faktor pendorong turunnya jumlah anjing peliharaan di Jepang.

Dilansir dari Japan Today, Selasa (26/12/2017), Tomoko Ishida dari bagian humas perusahaan hewan peliharaan Aeonpet Co mengatakan, penyebab menurunnya jumlah anjing peliharaan adalah merosotnya populasi di Jepang.

"Alasan terbesar di balik menurunnya jumlah anjing peliharaan adalah merosotnya angka kelahiran dan populasi," katanya.

Baca juga: Xiang Xiang, Bayi Panda yang Jadi Idola di Jepang

Menurut dia, kaum lansia lebih memilih memelihara kucing karena anjing memerlukan perawatan yang banyak, seperti pemilik perlu membawa mereka keluar rumah setiap hari.

Secara hukum, pemilik anjing juga diwajibkan memberi vaksin kepada hewan mereka.

Survei Japan Pet Food Association yang dirilis pekan lalu menunjukkan, estimasi jumlah kucing peliharaan sepanjang 2017 mencapai 9,5 juta. Sementara jumlah anjing peliharaan menurun menjadi 8,9 juta.

Asosiasi itu memperkirakan biaya memelihara seekor anjing sepanjang hidup mereka mencapai 1,6 juta yen atau Rp 191,4 juta, sedangkan biaya pemeliharaan kucing sekitar 1,08 juta yen atau Rp 129,2 juta.

Baca juga: Kaisar Jepang Akihito Berulang Tahun Ke-84, Ini Janjinya...

Kepala asosiasi kedokteran hewan Gifu, Toshiharu Ishiguro, mengatakan, banyak warga yang ketakutan memelihara bayi anjing dan gagal membesarkannya. Harapan hidup rata-rata anjing saat ini sudah melebihi 14 tahun.

Selain itu, harga anjing peliharaan semakin melonjak. Peraturan yang ketat di bawah undang-undang perlindungan hewan yang direvisi telah memicu jatuhnya jumlah peternak sehingga mengurangi pasokan anjing.

"Anjing yang dijual di toko hewan peliharaan sekarang harganya ratusan ribu yen. Orang muda yang berjuang secara finansial tidak dapat memeliharanya," kata Ishiguro.

Memahami kucing

Sementara lebih dari 70 persen anjing peliharaan dibeli di toko-toko dan tempat lain, banyak orang mendapatkan kucing secara gratis, baik memperolehnya sebagai hadiah maupun mengambil mereka dari jalanan.

Baca juga: Polisi Inggris Selidiki Kematian 400 Kucing

Namun, menurut Kementerian lingkungan hidup Jepang, sekitar 46.000 kucing tewas pada 2016/2017, sementara kematian anjing sekitar 10.000 ekor.

Kebanyakan kucing peliharaan diyakini ditinggalkan pemiliknya begitu saja.

Direktur Mignon Plan Inc, sebuah organisasi perlindungan hewan, Ryoko Tomomori mengatakan, banyak pemilik kucing yang mulai mengeluhkan kebiasaan kucing peliharaannya.

"Kucing juga membutuhkan olahraga. Dia bukan binatang yang hanya membutuhkan makanan," ucapnya.

"Saya berharap pemilik benar-benar memahami kebiasaan kucing sebelum memeliharanya," lanjutnya.

Penulis: Veronika Yasinta
Editor : Veronika Yasinta
Sumber: Japan Today