KOMPAS.com - Dengan diluncurkannya solusi fleet management (pemantau kendaraan) FleetSight, Telkomsel resmi menjalani debut di bisnis Internet of Things (IoT), khususnya kendaraan yang terhubung (connected vehicles).
Menurut Telkomsel, bisnis IoT di bidang transportasi merupakan salah satu yang besar di mana Telkomsel ingin menjadi pemain di dalamnya.
"Setelah kita lihat dan ukur, kendaraan itu besar dari sisi skala," kata Vice President Internet of Things Telkomsel, Marina Kacaribu di sela peluncuran FleetSight di Telkomsel Smart Office, Jakarta, Senin (27/11/2017).
Menurut Marina, di Indonesia pada 2016 lalu terdapat 24 juta kendaraan bermotor (non-kendaraan roda dua), di mana 40 persennya adalah kendaraan komersial. Jumlah kendaraan bermotor ini juga terus bertumbuh setiap tahunnya, kisaran 6 persen.
Segmen transportasi komersial yang disasar Telkomsel mencakup bus, truk yang termasuk dalam kategori light commercial, dan kendaraan pribadi. Oleh karena itu, FleetSight sesuai untuk perusahaan-perusahaan logistik, ekspedisi, maupun kantor yang memiliki armada mobil cukup besar.
Edukasi
Meski demikian, Marina mengatakan, Indonesia masih berada di tahap awal (early stage) adopsi perangkat IoT. "Penetrasi fleet management di Indonesia masih rendah, namun pinpoint customer itu ada," katanya.
Untuk mengatasi hal itu, konsumen di Indonesia menurut Marina harus diajak melihat solusinya seperti apa. "Ini masalah edukasi sajaj," katanya.
"Konsumen harus dibantu sampai pada impact bisnisnya, dari komitmen dampai impact-nya berasa," imbuhnya.
Lagipula, Telkomsel menyadari, mengotomatisasi sesuatu tidak semudah membalikkan telapak tangan, karena kebanyakan perusahaan di Indonesia masih bergantung pada sumber daya manusia.
"Ngirim orang untuk maintenance kadang lebih murah, namun otomatisasi memang butuh waktu, potensi ke depannya sangat besar," pungkas Marina.
Reska K. Nistanto/KOMPAS.com Kiri-kanan: Primadi K. Putra, VP Corporate Account Management Telkomsel; Marina Kacaribu, VP IoT Telkomsel di acara peluncuran FleetSight di jakarta, Senin (27/11/2017).
Sementara VP Corporate Account Management
Telkomsel, Primadi K. Putra di kesempatan yang sama menambahkan, strategi
Telkomsel untuk penetrasi di bisnis fleet management adalah layanan
after sales service-nya.
"Kita sudah meng-
cover 41 kota besar (jaringan
Telkomsel), bagi
corporate customer yang mobilisasi di wilayah nasional bisa kami layani dengan baik," kata Primadi.
Bahkan, Dirut
Telkomsel Ririek Adriansyah menjanjikan, jika ada daerah yang belum ada
coverage Telkomsel, pihaknya siap mendukung.
"Untuk perusahaan yang berada di pinggiran, di mana
coverage Telkomsel belum ada, bisa kita perluas
coverage-nya, bisa kita
customize coverage kita," kata Ririek.
Cara kerjaDalam layanan FleetSight, perangkat onboard diagnoctic (OBD) berbasis GPS akan disematkan pada armada mobil/truk/bus, dan terhubung dengan platform melalui jaringan 2G/3G
Telkomsel. Dengan OBD terpasang, maka data-data seperti lokasi, kecepatan, dan sebagainya bisa dipantau secara langsung.
Pengguna layanan FleetSight bisa mengetahui kapan mesin kendaraan dalam kondisi mati, hidup namun
idle (diam di tempat), atau sedang berjalan. Kecepatan kendaraan bisa dipantau dari dashboard di komputer.
Reska K. Nistanto/KOMPAS.com Perangkat Onboard Diagnostic (OBD) Telkomsel FleetSight yang dipasang di mobil.
Berbagai parameter pun bisa diatur, seperti batas kecepatan kendaraan, rute kendaraan, dan batas lokasi atau yang disebut
geofencing. Jika kendaraan keluar dari
geofencing yang sudah diatur, maka akan kelihatan dan ada peringatan.
Dengan solusi demikian, diharapkan FleetSight bisa mengatasi perilaku sopir-sopir yang suka nakal keluar dari jalur atau area yang sudah ditentukan, atau ngebut ugal-ugalan di jalan.
Selanjutnya melalui jaringan internet, semua data dan informasi mengenai armada bisa diakses oleh pengguna melalui Web Dashboard. Dashboard ini bisa diakses klien untuk memantau armada mobil-mobil, termasuk data penggunaan, billing report bisa dilihat.
Solusi FleetSight
Telkomsel juga bisa diintegrasikan dengan solusi
legacy yang telah dimiliki perusahaan.