Karpet Merah Bisnis "E-commerce" - Kompas.com
Rabu, 24 April 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Karpet Merah Bisnis "E-commerce"

Jumat, 23 Desember 2016 | 07:00 WIB
www.shutterstock.com Ilustrasi belanja online

JAKARTA, KOMPAS.com - Transaksi jual beli secara tatap muka sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia sejak lama baik di pusat kota maupun di daerah. Bahkan di pelosok atau pedalaman-pedalaman terpencil masih sangat kental budaya barter, atau biasa dikenal dengan tukar menukar hasil bumi.

Belum sah jika, barang yang dibeli dan alat transaksi yakni uang tidak terlihat secara kasatmata. Proses transaksi jual beli pun bahkan di beberapa daerah harus disertai dengan kesepakatan yang ditandai dengan jabat tangan atau saling bertukar cendera mata atau buah tangan.

Namun, pada era yang serba canggih seperti saat ini, masyarakat yang paham akan penggunaan atau manfaat internet merasa sangat dimudahkan dengan adanya transaksi jual beli tanpa harus bertemu langsung dengan menghabiskan banyak waktu.

Masyarakat hanya tinggal memanfaatkan fasilitas yang disajikan di berbagai situs jual beli online untuk mendapatkan barang yang diinginkannya dengan cara yang sangat mudah.

Nilai Transaksi Melalui Situs Jual Beli Online Fantastis

Bank Indonesia mencatat sepanjang 2015, nilai transaksi di e-commerce Indonesia mencapai 3,5 miliar dollar Amerika Serikat (AS) atau setara dengan Rp 45,50 triliun (asumsi rupiah Rp 13.000 per dollar AS).

Jumlah tersebut mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya 2,6 miliar dollar AS. Namun, untuk tahun 2016, angka resmi belum dirilis.

"Nilai transaksi e-commerce cukup besar di Indonesia. Kalau fintech masih belum terlalu besar dan kami sejauh ini masih terus melakukan pendataan," ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Ronald Waas.

Mengacu pada data BI, nilai transaksi e-commerce terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Hal ini didorong oleh tren naiknya belanja di kalangan kaum muda.

Sejauh ini, metode pembayaran masih didominasi mealui transfer perbankan, disusul dengan menggunakan kartu kredit.

Sementara itu, terkait dengan fintech, BI hingga saat ini terus melakukan pendataan terhadap para startup yang berkecimpung di sektor ini.

Bank Indonesia mencatat jumlah pelaku fintech yang telah didaftar telah mencapai sekitar 100 pelaku.

Pendataan dilakukan melalui Klinik Fintech yang disediakan oleh bank sentral. Melalui klinik tersebut, para startup yang ada di sektor ini melakukan konsultasi seputar bisnis mereka.

Sejauh ini ada empat kelompok fintech, yakni peer to peer landing yang berupa pemberian pinjaman, market provisioning, investment, kemudian pembayaran.

Pemerintah "Melek" Potensi Transaksi Elektronik

Dengan melihat besarnya potensi yang dihasilkan dari transaksi berbasis elektronik ini, pemerintah merasa perlu menerbitkan Peraturan Presiden tentang peta jalan e-commerce untuk mendorong perluasan dan peningkatan kegiatan ekonomi masyarakat di seluruh Indonesia secara efisien dan terkoneksi secara global.

Peta jalan e-commerce yang dipayungi Paket Kebijakan XIV yang diluncurkan pemerintah ini sekaligus dapat mendorong kreasi, inovasi, dan invensi kegiatan ekonomi baru di kalangan generasi muda.

Peta jalan e-commerce pun diumumkan di Istana Kepresidenan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution didampingi Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

"Selama ini kita memang belum memiliki peta jalan pengembangan e-commerce nasional yang menjadi acuan pemangku kepentingan," kata Darmin.

Karena itu, pemerintah harus bisa memberikan kepastian dan kemudahan berusaha dalam memanfaatkan e-commerce dengan menyediakan arah dan panduan strategis untuk mempercepat pelaksanaan Sistem Perdagangan Nasional Berbasis Elektronik pada
periode 2016-2019.

Kebijakan ini akan mengutamakan dan melindungi kepentingan nasional, khususnya terhadap UMKM serta pelaku usaha pemula (startup).

Selain itu, juga mengupayakan peningkatan keahlian sumber daya manusia pelaku e-commerce. Kebijakan ini akan menjadi acuan bagi pemerintah serta pemangku kepentingan lainnya dalam menetapkan atau menyesuaikan kebijakan sektoral demi pengembangan e-commerce.

Pemerintah memiliki visi untuk menempatkan Indonesia sebagai negara dengan kapasitas digital ekonomi terbesar di Asia Tenggara pada 2020.

(Baca: Pemerintah Umumkan Paket Ekonomi XIV soal "E-commerce", Apa Saja Isinya?)

Indonesia adalah salah satu pengguna internet terbesar di dunia, mencapai 93,4 juta orang dan pengguna telepon pintar (smartphone) mencapai 71 juta orang.

Dengan potensi yang begitu besar, pemerintah menargetkan bisa tercipta 1.000 technopreneurs dengan valuasi bisnis sebesar 10 miliar dollar AS dan nilai e-commerce mencapai 130 miliar dollar AS pada 2020.

Perusahaan Raup Untung Besar

Perayaan belanja seperti Harbolnas terus mendorong lanskap kompetisi e-commerce di Indonesia serta membantu mengedukasi masyarakat untuk berbelanja secara online.

Salah satu perusahaan e-commerce mode Zalora Indonesia melaporkan peningkatan penjualan secara signifikan pada periode Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2016.

Antusiasme konsumen terhadap Harbolnas yang digelar selama 3 hari mulai dari 12 sampai 14 Desember 2016 terus meningkat setiap tahunnya, terlihat dari peningkatan pendapatan Zalora Indonesia sebanyak 350 persen pada dua jam pertama Harbolnas 2016 diluncurkan dibandingkan Harbolnas tahun lalu.

CEO Zalora Indonesia, Anthony Fung, dalam keterangan resminya beberapa waktu lalu mengatakan, Harbolnas, adalah hari perayaan belanja terbesar bagi industri e-commerce di Indonesia. Ajang ini tidak hanya mengedukasi masyarakat mengenai e-commerce, tetapi juga mendatangkan banyak pelanggan baru yang mencoba e-commerce untuk pertama kalinya.

Dari tahun ke tahun, Zalora telah mengambil langkah-langkah untuk memberikan pelayanan berbelanja online terbaik dan memberikan keyakinan lebih kepada masyarakat bahwa berbelanja online itu aman dan dapat dipercaya.

Masyarakat Indonesia sangat menggemari label fashion top baik internasional maupun lokal. Label ternama seperti Nike, Adidas, Salt n Pepper, Levi’s, Vans, EPRISE, dan beberapa label milik Zalora (seperti Zalora, Something Borrowed, 24:01, dan ZALIA) menjadi label terpopuler pada hari pertama Harbolnas 2016.

Kompas TV Festival Belanja Online Bidik Kenaikan Transaksi 500%



Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

Penulis: Iwan Supriyatna
Editor : Aprillia Ika