Sukses Brasil dan Amerika Serikat pada Rio 2016 - Kompas.com
Kamis, 28 Maret 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Sukses Brasil dan Amerika Serikat pada Rio 2016

Minggu, 11 Desember 2016 | 19:00 WIB
EMMANUEL DUNAND/AFP PHOTO Pegolf putra Chile, Felipe Aguilar, beraksi pada upacara pembukaan Olimpiade Rio di Stadion Maracana, Rio de Janeiro, Brasil, 5 Agustus 2016.

KOMPAS.com - Olimpiade Rio 2016 berakhir pada 21 Agustus lalu. Namun, rangkaian prestasi, rekor, dan kesuksesan Brasil sebagai tuan rumah masih bergema hingga sekarang.

Sejak ditunjuk sebagai tuan rumah Olimpiade, sederet pro dan kontra langsung
menghampiri Brasil.

Dua isu utama yang disinggung adalah virus zika dan faktor ekonomi negara Brasil yang tengah tidak stabil.

Namun, pemerintah Brasil tak menyerah. Mereka tetap melanjutkan tugas sebagai tuan rumah pesta olahraga dunia empat tahunan tersebut.

Hasilnya pun memuaskan. Mulai dari upacara pembukaan, pelaksanaan, hingga upacara penutupan, semua berjalan lancar.

Fakta inilah yang menjadi jawaban Brasil atas keraguan negara-negara peserta, terutama para negara maju.

Berikut 5 fakta umum dari Olimpiade Rio 2016.

1. Brasil sukses jadi tuan rumah

Cibiran terhadap kesiapan Brasil sebagai tuan rumah Olimpiade mulai berhenti saat upacara pembukaan digelar di Stadion Maracana, 6 Agustus.

ADRIAN DENNIS/AFP PHOTO Pertunjukkan kembang api menjadi penutup upacara pembukaan Olimpiade Rio di Stadion Maracana, Rio de Janeiro, Brasil, 5 Agustus 2016.

Kemegahan semangat persatuan dan sportivitas yang ditampilkan diakui sebagai salah satu upacara pembukaan Olimpiade terbaik sepanjang sejarah.

Hal serupa juga terjadi saat Brasil melangsungkan upacara penutupan di tempat sama pada 22 Agustus. Acara tersebut sekaligus menandai kesuksesan Brasil sebagai tuan rumah.

2. Amerika Serikat masih dominan

Hegemoni kontingen Amerika Serikat (AS) pada Olimpiade Rio 2016 masih belum bisa dipatahkan negara-negara pesaing.
MARK RALSTON/AFP PHOTO Tim basket putra Amerika Serikat berfoto dengan medali emas yang mereka raih pada Olimpiade Rio di Carioca Arena 1, Rio de Janeiro, Brasil, 21 Agustus 2016.

China yang pada Olimpiade London 2012 berhasil menempel AS dengan menempati peringkat kedua klasemen akhir perolehan medali kini tercecer ke urutan ketiga, di bawah Inggris Raya.

AS tampil dominan pada empat cabang yakni renang, senam, atletik, dan bola basket. Total, empat cabang ini menyumbang 35 dari 46 medali emas yang diraih AS.

3. Inggris Raya buat kejutan

Empat tahun lalu, Inggris Raya yang menjadi tuan rumah Olimpiade London 2012 hanya bisa menduduki peringkat ketiga klasemen akhir perolehan medali.
ERIC FEFERBERG/AFP PHOTO Pelari Inggris Raya, Mo Farah, berfoto dengan dua medali emas Olimpiade Rio yang dimenanginya dari lomba lari nomor 5.000 meter dan 10.000 meter di dekat podium juara di Olympic Stadium, Rio de Janeiro, Brasil, Sabtu (20/8/2016).

Namun, hal ini berubah saat Andy Murray dkk tampil di Rio de Janeiro.

Selama lebih dari dua pekan berlaga, kontingen Inggris Raya berhasil mendulang 27 medali emas atau satu keping lebih banyak dari China.

Keping emas pertama Inggris Raya diraih oleh atlet dayung putri Helen Glover dan Heather Stanning dari nomor women's pair, sedangkan keping emas terakhir disumbang oleh pelari putra Mohamed Farah dari nomor 5.000 meter.

4. Indonesia kembali raih medali emas

Setelah gagal mempertahankan tradisi medali emas pada Olimpiade London 2012, Indonesia akhirnya kembali meraihnya di Rio.
GOH CHAI HIN/AFP PHOTO Pasangan ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, berfoto dengan medali emas Olimpiade Rio yang dimenangi setelah mengalahkan wakil Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying Goh, 21-14, 21-12, pada laga final di Riocentro Pavilion 4, Rio de Janeiro, Brasil, (17/8/2016).

Keping medali tertinggi ini diraih oleh pasangan ganda campuran bulu tangkis, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.

5. 10 negara raih medali emas Olimpiade pertama

Sebanyak 10 negara berhasil meraih medali emas Olimpiade pertama di Rio.

Ke-10 negara tersebut adalah Bahrain, Fiji, Independent Olympic Athletes (IOA/Kuwait), Pantai Gading, Yordania, Kosovo, Puerto Riko, Singapura, Tajikistan, dan Vietnam.
MARTIN BERNETTI/AFP PHOTO Petenis putri Puerto Riko, Monica Puig, tak kuasa menahan tangis setelah menerima medali emas Olimpiade Rio yang juga menjadi medali emas pertama bagi negaranya di Olympic Tennis Centre, Rio de Janeiro, Brasil, 13 Agustus 2016.

Bahrain meraih emas melalui pelari halang rintang putri Ruth Jebet pada nomor 3.000 meter, sedangkan Fiji mendapat emas melalui tim rugbi putra.

Sementara itu, kontingen IOA yang didominasi oleh atlet Kuwait berhasil meraih emas melalui penembak putra Fehaid Al-Deehani.

Pantai Gading meraih emas melalui atlet taekwondo putra Cheick Sallah Cisse yang turun pada nomor 80 kilogram (gg), sedangkan Yordania meraih emas melalui taekwondoin putra Ahmad Abughaush yang turun pada nomor 68 Kg.

Kosovo berhasil meraih emas melalui pejudo putri Majlinda Kelmendi yang turun pada nomor 52 Kg, sedangkan Puerto Riko meraih emas melalui petenis tunggal putri Monica Puig.

Singapura meraih emas melalui kemenangan fenomenal perenang putra Joseph Schooling yang mengalahkan sang idola, Michael Phelps, pada nomor 100 meter gaya kupu-kupu.

Sementara itu, Tajikistan meraih emas melalui atlet atletik putra Dilshod Nazarov yang turun pada nomor hammer throw, sedangkan Vietnam mendapat emas melalui penembak putra Hoang Xuan Vinh yang turun pada nomor pistol 10 meter. (Diya Farida)

Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

Editor : Pipit Puspita Rini