Kaleidoskop 2016: Langkah Besar Joey Alexander di Panggung Dunia - Kompas.com
Kamis, 28 Maret 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Kaleidoskop 2016: Langkah Besar Joey Alexander di Panggung Dunia

Jumat, 9 Desember 2016 | 14:47 WIB
AFP PHOTO/ROBYN BECK Joey Alexander tampil pada pertunjukan dalam rangka Grammy Awards 2016 di Los Angeles, California, AS, 15 Februari 2016 waktu setempat.

JAKARTA, KOMPAS.com - Bocah bernama Joey Alexander itu berhasil menyita perhatian dunia karena kepiawaiannya memainkan tuts piano hingga disebut sebagai 'anak ajaib'.

Tak sebatas pujian lisan, putra Denny Sila dan Fara itu juga diganjar dua nominasi dalam penghargaan musik internasional, Grammy Awards 2016.

Dua nominasi itu untuk Best Jazz Instrumental album untuk album solo debutnya, My Favorite Things, dan Best Improvised Jazz Solo untuk lagu "Giant Steps".

Itu membuatnya menjadi musisi termuda yang pernah masuk nominasi Grammy. Ia juga nomine Grammy pertama dari Indonesia.

Talenta Joey sebagai pianis jazz sebenarnya sudah terendus dunia sejak Mei 2015 lalu. Kala itu, sejumlah media terkemuka dunia memberitakan anak lelaki kelahiran Denpasar, Bali, itu.

Salah satunya, situs New York Times yang memuat artikel berjudul "Joey Alexander, an 11-Year-Old Jazz Sensation Who Hardly Clears the Piano's Sightlines" pada Selasa (12/5/2015).

Sejak kecil Joey sudah akrab dengan musik jazz lantaran sang ayah adalah penggemar berat genre musik itu. Kemudian, ia mulai belajar bermain piano pada umur enam tahun.

Sampai suatu hari pada 2013, sebuah video YouTube penampilan Joey memainkan karya John Coltrane dan Chick Corea menggugah direktur Jazz at Lincoln Centre, Wynton Marsalis.

Joey pun diundang untuk tampil di sana. Itulah awal langkah Joey ke kancah musik jazz Amerika Serikat.

Grammy Awards 2016

Pada malam puncak Grammy Awards 2016, Joey tidak hanya mendapat dua nominasi. Ia juga mendapat kesempatan tampil di panggung yang diadakan di Staples Center, Los Angeles, California, pada 16 Februari 2016.

Ketika itu, penyuka kartun Kung Fu Panda ini memainkan komposisi gubahannya sendiri berjudul "City Lights", yang terinspirasi oleh gemerlap cahaya Kota New York.

Joey diperkenalkan langsung oleh CEO/President Recording Academy Neil Portnow dan rapper Common. Walaupun hanya tampil sekitar semenit, Joey tetap berhasil memukau penonton.

Taylor Swift, Bruno Mars, dan musisi lainnya menghadiahkan standing ovation untuknya.

Sebelum muncul di panggung utama, sebelumnya Joey sudah memainkan tuts piano dalam Grammy Awards Premiere Ceremony di Microsoft Theater, Los Angeles, AS, Senin (15/2/2016) waktu setempat.

Joey membawakan komposisi lagu "Freedom Jazz Dance" milik Eddie Harris yang disambut standing ovation.

Meskipun tidak berhasil merebut Grammy Awards, Joey mendapat apresiasi yang luar biasa dari insan musik dunia.

Gedung Putih

Diundang ke Gedung Putih Usai aksi panggungnya yang singkat nan memesona dalam Grammy Awards ke-58, Joey kembali diberi kesempatan emas.

Namanya masuk dalam jajaran musisi jazz papan atas yang diundang oleh Barack Obama, Presiden AS kala itu, untuk tampil di Gedung Putih, Washington DC, Sabtu (30/4/2016).

Bocah lelaki berkacamata itu sepanggung dengan musisi jazz senior dalam acara bertajuk The All-Star Global Concert untuk merayakan Hari Jazz Internasional yang digelar oleh UNESCO.

Sebut saja ada Chick Corea, Aretha Franklin, Herbie Hancock, Al Jarreau, Buddy Guy, Jamie Cullum, Diana Krall, Pat Metheny, Sting, dan lainnya.

Di sana, ia memainkan komposisi "Footprints" bersama pemain saksofon senior, Wayne Shorter, dan pemain bass peraih Grammy, Esperanza Spalding.

Perpaduan yang unik di mana Shorter berusia 82 tahun, Spalding berumur 31 tahun, dan Joey paling muda 12 tahun.

Konser di kampung halaman

Setelah malang melintang di panggung internasional, Joey akhirnya tampil di kampung halamannya di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, pada 22 Mei 2016.

Didampingi musisi Dan Chmielinski dan Jeff "Tain" Watts, Joey tampil selama sekitar 2 jam. Ia antara lain membawakan dua lagu Indonesia, yakni "Rangkaian Melati" dan "Kicir-kicir".

Album kedua

Pada 16 September 2016 lalu, Joey Alexander yang telah berusia 13 tahun merilis album terbarunya, Countdown di bawah naungan label Motema.

 

Dengan album kedua ini, Joey lagi-lagi mencatatkan diri dalam sejarah Grammy. Lagunya, "Countdown", masuk nominasi Grammy Awards 2017 untuk kategori Best Improvised Jazz Solo.

Dalam kategori ini ia bersaing dengan dengan musisi-musis jazz kawakan, yakni Ravi Coltrane (In Movement), Fred Hersch (Wee See), Brad Mehldau (I Concentrate On You), dan John Scofield (I'm So Lonesome I Could Cry).

Ajang penghargaan musik bergengsi itu akan digelar di Staples Center, Los Angeles, California, Amerika Serikat, pada Minggu 12 Februari 2017 mendatang.

Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

Penulis: Andi Muttya Keteng Pangerang
Editor : Kistyarini