Awas, Diet Yoyo Berisiko Sakit Jantung! - Kompas.com
Kamis, 25 April 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Awas, Diet Yoyo Berisiko Sakit Jantung!

Rabu, 30 November 2016 | 10:05 WIB
Ilustrasi.

KOMPAS.com - Ada baiknya pikir ulang sebelum Anda memulai pola diet dengan harapan dapat menurunkan berat badan yang cukup banyak dalam waktu singkat.

Para ilmuwan mengatakan, kehilangan atau mendapatkan berat badan yang ekstrim bisa lebih berisiko, ketimbang tetap menjadi gemuk.

Perubahan berat badan yang ekstrim dinilai peneliti dapat meningkatkan kemungkinan serangan jantung yang disebabkan oleh aktivitas listrik abnormal pada jantung. Dan kondisi itu menimbulkan risiko penyakit jantung, di mana pembuluh darah tersumbat akibat deposito lemak.

Selama penelitian, peneliti melacak pola diet 158.000 wanita pasca-menopause selama lebih dari 11 tahun.

Mereka menemukan, orang-orang yang kehilangan berat badan dan mendapatkannya kembali secara drastis, tiga setengah kali lebih mungkin meninggal tiba-tiba akibat kelainan jantung. Kemungkinan untuk meninggal akibat penyumbatan arteri juga naik sebesar 66 persen.

Peneliti Dr Somwail Rasla mengatakan: "Orang-orang yang diet yoyo cenderung memiliki tekanan darah, detak jantung, Kolesterol dan kadar gula darah yang lebh tinggi.”

Walau para peneliti dari Brown University di Rhode Island, Amerika Serikat, hanya melibatkan wanita dengan usia 50 tahun ke atas, tetapi para ilmuwan mengatakan pria maupun wanita yang lebih muda juga dapat terpengaruh dengan cara yang sama.

Temuan yang dipresentasikan pada konferensi penyakit jantung di New Orleans ini juga membahas kekhawatiran tentang pengaruh selebriti yang kerap mengalami perubahan berat badan drastis.

Walau begitu, kritikus Profesor Naveed Sattar, dari University of Glasgow, mengatakan, "Penelitian ini masih memiliki keterbatasan, sebab tidak mengubah fakta bahwa perubahan gaya hidup yang menyebabkan penurunan berat badan pada wanita gemuk tetap menguntungkan.”

“Hanya saja, wanita dengan berat badan normal yang cenderung sengaja menurunkan berat badan itulah yang jauh lebih mungkin menyebabkan penyakit."

Penulis: Ayunda Pininta
Editor : Bestari Kumala Dewi
Sumber: The Sun