Menlu: Singapura Bangun Kerja Sama soal "Smart City" dan Digital Ekonomi - Kompas.com
Jumat, 17 Mei 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Menlu: Singapura Bangun Kerja Sama soal "Smart City" dan Digital Ekonomi

Minggu, 13 November 2016 | 16:34 WIB
KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi berbicara dalam acara Kompasianival 2016 di Gedung Smesco, Jakarta Selatan, Sabtu, (8/10/2016).

SEMARANG, KOMPAS.com - Kunjungan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong bersama rombongan besarnya di Kota Semarang dan Kabupaten Kendal bakal disertai dengan perjanjian kerjasama.

Kerjasama akan dilakukan para pengusaha Singapura dengan pemerintah daerah serta dengan pengusaha nasional.

Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengatakan, ada perusahaan besar di Singapura yang akan melakukan nota kesepahaman (MoU) soal kota pintar (smart city) serta soal digital ekonomi.

“MoU antara Pemda Makassar soal Smart City, kedua Tamasek soal digital ekonomi,” ujar Retno, di Semarang, Minggu (13/11/2016).

PM Singapura dijadwalkan tiba di Semarang sore ini. Di Semarang, Singapura akan menggelar pertemuan dengan Indonesia di Wisma Perdamaian guna menjajaki peningkatan kerjasama kedua negara.

Hubungan Indonesia dan Singapura berjalan sangat baik. Kedua negara sebagai mitra strategis dalam berbagai hal.

Menurut Menlu, hubungan baik itu tercipta baik lewat pemimpin kedua negara, maupun pembicaraan dari para menteri teknisnya.

Bahkan pembicaraan ekonomi kedua negara sudah diperbincangkan khusus antara Menteri Koordinator Perekonomian Indonesia dan Singapura.

“Ada mekanisme kuat di kalangan pemimpin, menteri dan Menko khusus membahas masalah ekonomi. Komunikasi dilakukan intensif, terakhir ketemu di Rusia pada Mei 2016,” ujar Menlu.

Usai dari Semarang, PM Singapura dijadwalkan meresmikan Kawasan Industri Kendal (KIK) seluas 2700 hektare bersama Presiden RI Joko Widodo pada Senin (14/11/2016) sore.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto mengatakan, KIK Kendal bagian kebijakan priortias 2017-2019.

Kebijakan prioritas lain yang dikembangkan antara lain Dumai dengan kepala sawit dan turunanya, Kalimantan Timur dan Berau dengan sawit dan turunannya, serta Papua dengan etanol dan petrokimia.

Airlangga berharap KIK kendal bisa menyerap lapangan pekerjaan. Selain itu, kawasan diharapkan bisa menurunkan biaya logistik yang ada.

“Logistik tidak menjadi persoalan Indo-Singapura karena barang dari kawasan Industri Kendal bisa masuk ke kawasan Singapura. Jadi, infrastruktur cost bisa masuk dan bersaing,” imbuh Airlangga. 

Penulis: Kontributor Semarang, Nazar Nurdin
Editor : Glori K. Wadrianto