Kecemasan atas Kebijakan Trump Sebabkan Rupiah Pagi Ini Anjlok - Kompas.com
Rabu, 26 Juni 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Kecemasan atas Kebijakan Trump Sebabkan Rupiah Pagi Ini Anjlok

Jumat, 11 November 2016 | 10:34 WIB
thikstockphotos ilustrasi rupiah

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah sempat anjlok hingga menembus Rp 13.800 per dollar AS di pasar spot pada Jumat pagi ini (11/11/2016). Pukul 10.22, sebagaimana dikutip dari Bloomberg, rupiah perlahan menguat ke level Rp 13.427 per dollar AS.

Pengamat menilai pelemahan rupiah pada hari ini disebabkan sentimen eksternal yang tidak lain terkait kebijakan ekonomi yang akan diambil oleh presiden terpilih AS Donald Trump.

Kepala ekonom PT Bank Permata Tbk Josua Pardede mengungkapkan, bursa saham AS ditutup menguat yang didorong investor yang mengamati arah kebijakan Trump dan Partai Republik.

Indeks Dow Jones dan S&P 500 ditutup menguat masing-masing sebesar 1,17 persen dan 0,20 persen. Menurut Josua, investor masih menunggu alias wait and see terhadap kebijakan Trump selanjutnya, khususnya siapa yang akan mengisi pos menteri.

Adapun posisi yang disorot antara lain menteri keuangan, menteri luar negeri dan menteri perdagangan.

"Apabila kebijakan-kebijakan yang disampaikan Trump pada saat debat capres, lebih fokus pada ekonomi dalam negeri, proteksionisme dengan rencana menaikkan bea impor untuk barang-barang dari Tiongkok, lalu kebijakan fiskal yang longggar dengan memangkas pajak tentunya akan mendorong risiko pelebaran defisit anggaran yang berujung pada kenaikan utang luar negeri pemerintah AS," kata Josua kepada Kompas.com, Jumat (11/11/2016).

Josua menuturkan, kebijakan fiskal Trump yang longgar yaitu yang akan memangkas rasio pajak cenderung akan mendorong kenaikan inflasi lebih cepat dari perkiraan.

Yield US Treasury sudah naik hampir 30 basis poin sejak jelang pengumuman hasil pilpres karena ekspektasi kenaikan inflasi yang lebih cepat dengan kebijakan fiskal yang longgar sehingga mendorong sell-off di pasar obligasi.

"US treasury yield di posisi 2,15 persen dan kemarin yield obligasi ASEAN juga cenderung naik karena kenaikan yield US Treasury," jelasnya.

Penulis: Sakina Rakhma Diah Setiawan
Editor : Bambang Priyo Jatmiko