Pengamat Energi: Pengelolaan Bisnis Panas Bumi Butuh SDM Berpengalaman - Kompas.com
Minggu, 12 Mei 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Pengamat Energi: Pengelolaan Bisnis Panas Bumi Butuh SDM Berpengalaman

Jumat, 28 Oktober 2016 | 09:40 WIB
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN Ilustrasi PLN.

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat energi dari Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman mendukung pernyataan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan yang meminta PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) fokus ke transmisi tenaga listrik.

Menurutnya, masuknya PLN ke bisnis panas bumi sebenarnya biasa karena PLN adalah BUMN yang bergerak dibidang energi.

"Tapi jauh hari, Pertamina sudah mengembangkan SDM untuk bisnis ini (panas bumi). Mereka sudah menyekolahkan SDM-nya ke New Zealand," kata Yusri saat dihubungi wartawan Kamis (27/10/2016) malam.

Menurut catatan Yusri, Dinas Geothermal Pertamina pertama dibentuk 1974 dan pertama mengirim orang ke New Zealand Tahun 1979.  Karena itu Yusri melihat, untuk soal panas bumi, Pertamina lebih ahli.

Perusahaan itu sudah terbukti menangani proyek-proyek panas bumi seperti Gunung Rajabasa, Dieng, dan Lahendong. "Soal bisnis panas bumi jangan diutak-atik serahkan saja ke pertamina yang sudah pengalaman," ucapnya.

Selain itu, Yusri juga mendukung pernyataan Jonan agar PLN fokus ke soal target transmisi 35.000 watt yang diberikan pemerintah.

"Dalam kondisi sekarang ini, saya ragu PLN bisa fokus mengembangkan energi panas bumi," imbuhnya.

Seperti diketahui, Menteri ESDM Ignasius Jonan meminta PLN fokus terlebih dahulu membangun transmisi tenaga listrik dibanding mengurusi persoalan panas bumi.

Kritikan tersebut disampaikan Jonan terkait keinginan manajemen PLN masuk ke bisnis panas bumi. Menurut Jonan, masuknya PLN ke bisnis panas bumi sebenarnya bisa dimaklumi.

Ini terkait untuk mencapai kondisi kelistrikan yang lebih efisien. Hanya saja Jonan khawatir PLN jadi tidak fokus.

"Ini (transmisi) harus jadi dulu. Jika PLN bisa bangun trasmisi segera laksanakan. Kalau tidak bisa gandeng swasta. Saya minta, hal prioritas seperti ini sebisa mungkin jangan gunakan dana APBN," tegas dia.

Kompas TV Jokowi Targetkan 2019 Papua Bisa Nikmati Listrik



Penulis: Iwan Supriyatna
Editor : Aprillia Ika