Industri Kertas Diusulkan Mendapat Harga Gas Murah - Kompas.com
Senin, 20 Mei 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Industri Kertas Diusulkan Mendapat Harga Gas Murah

Rabu, 19 Oktober 2016 | 16:50 WIB
Pramdia Arhando Julianto Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam Kongres Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) 2016 di Jakarta, Rabu (19/10/2016).

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengatakan, industri pulp dan kertas dalam negeri tengah diusulkan masuk kedalam salah satu industri yang mendapatkan harga gas kompetitif.

“Kami telah mengusulkan agar industri pulp dan kertas masuk dalam kelompok bidang industri pengguna gas harga tertentu pada revisi Perpres Nomor 40 tahun 2016 tentang Penetapan Harga Gas Bumi,” ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam Kongres Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) 2016 di Jakarta, Rabu (19/10/2016).

Pengusulan ini dilakukan karena melihat industri pulp dan kertas di dalam negeri memiliki potensi pertumbuhan yang cukup signifikan.

Menurut Airlangga, perkembangan industri pulp dan kertas di dalam negeri ke depan memiliki peluang yang sangat besar dengan ketersediaan bahan baku berasal dari hutan tanaman industri dan hutan rakyat serta bahan baku non kayu seperti tandan kosong kelapa sawit, kenaf, dan abaca.

“Selain itu, iklim tropis di negara kita memungkinkan tanaman dapat tumbuh lebih cepat dibandingkan di daerah sub tropis,” tuturnya.

Menurutnya, beberapa tahun terakhir pertumbuhan industri pulp dan kertas nasional mengalami pasang surut karena menghadapi persaingan global.

Pertumbuhan sektor ini mengalami penurunan sekitar 2,89 persen pada 2012 dan 0,53 persen pada 2013.

“Sedangkan di 2014, industri kertas mengalami pertumbuhan positf sebesar 3,58 persen," jelasnya.

Selain itu, pada 2015 kembali turun sekitar 0,11 persen. Namun, pada semester I tahun 2016, mengalami pertumbuhan positif sebesar 1,94 persen.

“Sebagai salah satu industri prioritas yang telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 2015 tentang Rencana Induk Pengembangan Industri Nasional, kami terus mendorong industri pulp dan kertas nasional dapat tumbuh lebih baik lagi ke depannya,” ujar politikus dari partai Golkar.

Kedepan, lanjut Airlangga, diperlukan sinergi antara pemerintah dan pelaku usaha, termasuk yang tergabung dalam APKI.

“Apalagi, industri pulp dan kertas memiliki peranan cukup penting dalam perekonomian nasional,” jelasnya.

Ketua APKI Misbahul Huda menjelaskan, kinerja sektor industri tersebut sepanjang 2011-2016 terus mengalami penyusutan, meskipun ada juga pembangunan pabrik pulp dan rayon yang sedang berlangsung.

"Sebagian besar pabrik yang tutup disebabkan semakin meningkatnya biaya produksi yang tinggi dan harga jual kertas yang cenderung stagnan serta adanya tekanan dari produk impor yang jumlahnya terus meningkat," ungkapnya.

 

Penulis: Pramdia Arhando Julianto
Editor : M Fajar Marta