Mantan CEO Angkat Bicara Rumor Penjualan Twitter - Kompas.com
Minggu, 19 Mei 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Mantan CEO Angkat Bicara Rumor Penjualan Twitter

Rabu, 5 Oktober 2016 | 12:11 WIB
ist Logo Twitter di depan kantornya di San Francisco, AS.

KOMPAS.com - Beberapa perusahaan besar seperti Google, Disney, dan Salesforce dikabarkan berniat mengakuisisi Twitter. Hal ini pertama kali terendus dari omongan co-founder sekaligus anggota direksi Twitter, Evan Williams.

Williams mengatakan Twitter mempertimbangkan opsi terbaik menyusul minat akuisisi dari perusahaan luar. Rumor akuisisi ini akhirnya menjadi ramai sejak akhir September lalu.

Bersamaan dengan itu, baik Twitter maupun beberapa perusahaan yang disebut-sebut berniat membeli Twitter tiba-tiba tutup mulut. Lantas yang angkat bicara malah mantan CEO Twitter, Dick Costolo.

"Menurut saya itu (akuisisi) bukan satu-satunya jalan keluar. Ada banyak cara lain untuk mencapai kesuksesan Twitter," kata dia, sebagaimana dilaporkan BusinessInsider dan dihimpun KompasTekno, Rabu (5/10/2016).

Costolo percaya Twitter mampu bangkit sebagai perusahaan yang mandiri. Terlebih, kata dia, perusahaan mikroblog berlogo burung berada di tangan orang-orang yang kompeten.

"Jack (CEO Twitter) berpikir jernih soal masa depan perusahaan. Anthony dan Adam dan Vijaya (eksekutif) dan semua pimpinan senior di Twitter adalah orang-orang hebat," ia menuturkan.

Costolo menjabat sebagai CEO Twitter selama lima tahun hingga pertengahan 2015 lalu. Ia kini bekerja di sebuah startup fitnes, sekaligus menjadi mitra di sebuah firma ventura kapital bernama Index Ventures.

Twitter sendiri sudah bertahun-tahun berjuang untuk memonetisasi layanannya, namun hasilnya belum bisa dituai. Pertumbuhan pengguna aktif bulanannya saja cuma 3 persen dari tahun ke tahun.

Hal ini membuat investor geram dan bahkan menuntut Twitter ke meja hijau. Tak cukup sampai di situ, Twitter juga merugi sebesar 107 juta dollar AS atau setara Rp 1,3 triliun pada tahun ini.

Kalau menurut Anda, apa yang mesti dilakukan Twitter?

Penulis: Fatimah Kartini Bohang
Editor : Reza Wahyudi
Sumber: Business Insider